Gelombang Panas Akibat Perubahan Iklim Ancam Kesehatan Ibu dan Bayi di Indonesia
Perubahan iklim global semakin mengkhawatirkan, tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesehatan manusia, terutama kelompok rentan seperti ibu hamil. Sebuah studi terbaru menyoroti bagaimana paparan cuaca ekstrem, khususnya gelombang panas yang dipicu oleh krisis iklim, secara signifikan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa suhu panas ekstrem selama kehamilan dapat memicu berbagai masalah kesehatan yang serius, mulai dari hipertensi gestasional dan diabetes gestasional, hingga morbiditas ibu, peningkatan kebutuhan rawat inap, kelahiran mati, dan kelahiran prematur. Kondisi ini diperburuk oleh fakta bahwa banyak wilayah, terutama di negara berkembang, memiliki akses terbatas ke layanan kesehatan yang memadai, sehingga ibu hamil menjadi semakin rentan terhadap dampak buruk perubahan iklim.
Laporan tersebut secara spesifik menyoroti bahwa Indonesia mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah hari dengan panas ekstrem yang berpotensi membahayakan kehamilan akibat pembakaran bahan bakar fosil. Kota-kota seperti Batam, Lampung, Bogor, Bekasi, Cilacap, dan Depok mencatat peningkatan yang mengkhawatirkan dalam jumlah hari dengan suhu tinggi yang berisiko. Bahkan Jakarta, sebagai ibu kota, juga mengalami peningkatan yang signifikan dalam jumlah hari dengan panas ekstrem.
Berikut adalah beberapa risiko yang dihadapi ibu hamil akibat paparan panas ekstrem:
- Hipertensi Gestasional: Peningkatan tekanan darah yang dapat membahayakan ibu dan bayi.
- Diabetes Gestasional: Gangguan metabolisme gula darah yang dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan.
- Kelahiran Prematur: Kelahiran sebelum usia kehamilan 37 minggu, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan bagi bayi.
- Berat Badan Lahir Rendah: Bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2,5 kg, yang dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan jangka panjang.
- Kelahiran Mati: Kehilangan bayi dalam kandungan setelah usia kehamilan 20 minggu.
Para ahli menekankan perlunya tindakan segera untuk mengurangi emisi bahan bakar fosil dan memitigasi dampak perubahan iklim. Selain itu, peningkatan akses layanan kesehatan yang berkualitas bagi ibu hamil di wilayah rentan juga menjadi prioritas utama. Dengan melindungi kesehatan ibu dan bayi, kita dapat membangun masa depan yang lebih sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.