PalmEx Indonesia 2025: Ajang Unjuk Gigi Teknologi Sawit Berkelanjutan di Jakarta

Jakarta menjadi tuan rumah bagi pameran teknologi kelapa sawit internasional terkemuka, PalmEx Indonesia 2025, yang berlangsung selama dua hari di JiExpo, Kemayoran. Acara ini, yang dihelat pada Rabu dan Kamis, menjadi wadah bagi ratusan pelaku industri, peneliti, pembuat kebijakan, dan pemangku kepentingan dari berbagai negara untuk berkolaborasi dan bertukar informasi tentang inovasi terbaru di sektor kelapa sawit.

Dengan mengusung tema "Palm Oil 4.0: Digitalization for a Sustainable Industry", PalmEx Indonesia 2025 menyoroti pentingnya digitalisasi dalam mendorong keberlanjutan industri kelapa sawit. Pameran ini menjadi platform bagi para peserta untuk menjalin kemitraan strategis, mengeksplorasi teknologi terkini, dan membahas tantangan serta peluang yang dihadapi oleh industri kelapa sawit.

Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, Ardi Praptono, dalam sambutannya menekankan kontribusi signifikan kelapa sawit terhadap penerimaan devisa negara. Pada tahun 2023, ekspor kelapa sawit mencapai 38,23 juta ton, menghasilkan devisa sebesar 25,61 miliar dollar AS. Indonesia, sebagai salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di dunia, memiliki peran krusial dalam perekonomian nasional. Namun, Ardi juga menyoroti tantangan yang dihadapi Indonesia, termasuk ekspor yang masih didominasi bahan mentah dan ketidakmampuan dalam menentukan harga minyak sawit dunia. Ia berharap PalmEx Indonesia 2025 dapat memfasilitasi adopsi teknologi pengolahan kelapa sawit untuk meningkatkan nilai jual produk.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2024 sebesar 4,95 persen, dengan sektor pertanian dan perkebunan tumbuh positif 1,69 persen. Sementara itu, data Kementerian Perdagangan mencatat ekspor nonmigas hingga September 2024 mencapai 181,14 miliar dollar AS, dengan kontribusi dari lemak dan minyak nabati, termasuk minyak sawit, sebesar 14,43 miliar dollar AS. Angka-angka ini menegaskan peran penting industri sawit sebagai pilar utama perekonomian Indonesia.

CEO Fireworks Trade Media Group, Kenny Yong, menjelaskan bahwa PalmEx Indonesia 2025 bukan hanya sekadar pameran teknologi, tetapi juga platform kolaboratif bagi seluruh ekosistem industri kelapa sawit. Acara ini menampilkan solusi terdepan dalam digitalisasi, efisiensi produksi, dan keberlanjutan, serta program-program unggulan seperti konferensi industri, seminar teknis, dan sesi interaktif.

Lebih lanjut Kenny menuturkan:

  • plantation management software perangkat lunak yang membantu menyederhanakan manajemen perkebunan, meningkatkan pemantauan hasil panen, siklus panen, dan efisiensi operasional.
  • waste treatment and biogas systems atau solusi untuk mengelola limbah pabrik kelapa sawit dan menghasilkan energi melalui pemulihan biogas.
  • mesin dan sistem yang dirancang khusus untuk mengekstraksi dan memurnikan minyak inti sawit, seperti mesin expeller dan filter press.

Dengan target memperkuat posisi PalmEx Indonesia sebagai ajang paling berpengaruh di Asia untuk teknologi kelapa sawit, acara ini diharapkan dapat mendukung upaya global menuju industri sawit yang lebih hijau dan inovatif.