Indonesia Catat Rekor Stok Beras Tertinggi Sepanjang Sejarah, Capai 3,7 Juta Ton

Kementerian Pertanian mengumumkan pencapaian signifikan dalam pengelolaan stok beras nasional. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa cadangan beras pemerintah (CBP) saat ini telah mencapai 3,7 juta ton, sebuah rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia sejak berdirinya Bulog pada tahun 1969. Pencapaian ini menandai kemajuan besar dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional.

"Stok kita hari ini, alhamdulillah stok kita ini 3,7 juta ton. Itu sejarah baru. Mudah-mudahan 20 hari, 15 hari sudah 4 juta ton," ujar Amran saat ditemui di Kementerian Pertanian, Jakarta, pada hari Rabu (14/5/2025). Amran juga menyinggung keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada pangan pada tahun 1984, dengan jumlah penduduk sekitar 166,6 juta jiwa. Kini, dengan populasi yang meningkat menjadi 283 juta jiwa, Indonesia mampu melampaui rekor stok beras tahun 1985 yang mencapai 3,006 juta ton.

Amran menjelaskan bahwa dalam waktu kurang dari lima bulan, Bulog telah berhasil menyerap lebih dari 2 juta ton beras dari petani. Hal ini menunjukkan efektivitas strategi yang diterapkan dalam mendukung petani lokal dan meningkatkan produksi beras dalam negeri.

Dengan pencapaian ini, pemerintah optimis bahwa Indonesia mampu menghentikan impor beras sejak tahun 2025. Pada tahun sebelumnya, Indonesia masih melakukan impor beras dalam jumlah besar, mencapai 4,5 juta ton, sebagai akibat dari dampak El Nino yang menyebabkan penurunan produksi padi hingga 760 ribu ton. Pemerintah menekankan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras semua pihak, termasuk petani, Bulog, dan kementerian terkait.

Menurut proyeksi U.S. Department of Agriculture (USDA), produksi beras nasional pada tahun 2024/2025 diperkirakan mencapai 34,6 juta ton. Angka ini menempatkan Indonesia sebagai produsen beras terbesar di ASEAN, melampaui Thailand dan Vietnam.

Lonjakan produksi beras di Indonesia ini berpotensi mengubah peta perdagangan beras di tingkat ASEAN dan global. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada tahun 2024, impor beras mencapai 4.519.420,6 ton akibat penurunan produksi padi yang disebabkan oleh El Nino. Namun, dengan peningkatan produksi yang signifikan, Indonesia saat ini tidak lagi melakukan impor beras.

Pemerintah akan terus berupaya untuk menjaga dan meningkatkan produksi beras dalam negeri guna memastikan ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor. Langkah-langkah strategis akan terus diterapkan untuk mendukung petani, meningkatkan infrastruktur pertanian, dan mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam.