IPA Mendorong Peningkatan Eksplorasi Migas di Indonesia Guna Kejar Target Produksi
Indonesia Petroleum Association (IPA) menyoroti urgensi peningkatan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia. Pasalnya, dari total potensi cekungan migas yang ada, baru sebagian kecil yang telah dieksplorasi secara optimal.
Presiden IPA, Carole J. Gall, menekankan bahwa potensi migas Indonesia yang belum tergarap sangat besar, dan hal ini harus menjadi perhatian utama bagi seluruh pihak yang berkepentingan di sektor hulu migas. Menurutnya, eksplorasi migas harus menjadi prioritas utama untuk menjaga ketahanan energi nasional.
"Sebagian besar wilayah Indonesia masih belum dieksplorasi. Ini adalah peluang besar yang harus dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi migas nasional," ujar Gall dalam konferensi pers menjelang IPA Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025.
IPA Convex 2025, yang akan diadakan di ICE BSD City, Tangerang, pada 20–22 Mei 2025, akan menjadi platform penting untuk membahas berbagai strategi dan inisiatif dalam industri migas, termasuk upaya percepatan eksplorasi dan penciptaan iklim investasi yang menarik.
Gall menjelaskan bahwa produksi migas Indonesia saat ini berada pada kisaran 550.000–600.000 barel per hari. Jumlah ini cenderung menurun karena banyak lapangan migas yang sudah tua dan mengalami penurunan produksi. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah strategis untuk membalikkan tren penurunan ini.
Untuk meningkatkan produksi migas, IPA mendorong para pelaku industri untuk melakukan survei seismik yang lebih intensif, melakukan pengeboran sumur-sumur baru, dan memanfaatkan teknologi terkini dalam kegiatan eksplorasi dan produksi.
"Kolaborasi yang erat antara industri migas dan pemerintah sangat penting untuk mencapai tujuan ini. Pemerintah perlu memberikan kepastian regulasi, insentif fiskal yang menarik, dan menyederhanakan proses perizinan," kata Gall.
IPA menegaskan bahwa industri migas memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga ketahanan energi nasional, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan mendukung transisi menuju lingkungan rendah karbon.
Ketua Panitia IPA Convex 2025, Hariadi Budiman, menambahkan bahwa acara tahun ini akan mengusung tema "Delivering Growth with Energy Resilience in Lower Carbon Environment". Acara ini akan menghadirkan lebih dari 80 pembicara dari dalam dan luar negeri yang akan membahas berbagai isu strategis di sektor migas.
Fokus utama IPA Convex 2025 adalah:
- Pertumbuhan ekonomi
- Ketahanan energi
- Transisi menuju lingkungan rendah karbon
Topik diskusi utama yang akan diangkat dalam acara ini meliputi:
- Percepatan produksi migas
- Potensi teknologi Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS)
- Optimalisasi rantai nilai energi
- Efisiensi perizinan
"Kami berharap Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dapat hadir dalam pembukaan IPA Convex 2025. Acara ini juga akan menjadi ajang penandatanganan kerja sama wilayah kerja baru dan transaksi jual beli gas," ujar Hariadi.
Selain diskusi dan presentasi, IPA Convex 2025 juga akan menghadirkan berbagai program menarik lainnya, seperti Technical Program, Business Forum bersama Ditjen Migas Kementerian ESDM, pameran yang diikuti oleh lebih dari 200 peserta, dan Youth Program yang menghadirkan debat dan showcase mahasiswa.
IPA Convex 2025 didukung oleh berbagai sponsor, termasuk Pertamina Hulu Energi (Titanium Sponsor), ADES, bp Indonesia, Energi Mega Persada, ExxonMobil, MedcoEnergi, Mubadala Energy, dan PETRONAS.