Perubahan Lirik 'All About That Bass': Meghan Trainor Tuai Kontroversi Usai Akui Operasi Payudara
Penyanyi Meghan Trainor, yang sebelumnya dikenal sebagai sosok yang lantang menyuarakan penerimaan diri dan body positivity, kini menghadapi gelombang kritik setelah mengubah lirik ikonik dari lagu hitnya, 'All About That Bass'. Perubahan ini terjadi di tengah pengakuannya tentang operasi pembesaran payudara yang telah dijalaninya.
Dalam penampilannya di konser Wango Tango yang digelar di Huntington Beach, California, pada Minggu (12/5/2024), Trainor, yang kini berusia 31 tahun, mengganti baris lirik yang berbunyi "Yeah, it's pretty clear, I ain't no size two (Jelas aku bukan ukuran dua (XS/S))" menjadi "Yeah, it's pretty clear, I got some new boobs (Jelas aku punya payudara baru)." Perubahan ini langsung memicu reaksi keras dari penggemar dan pengamat musik.
'All About That Bass', yang dirilis pada tahun 2014, pada awalnya dipandang sebagai lagu yang merayakan bentuk tubuh wanita yang beragam dan menentang standar kecantikan konvensional yang memuja tubuh kurus. Lirik lagu tersebut menjadi semacam himne bagi wanita yang merasa tidak sesuai dengan citra ideal yang dipaksakan oleh media. Namun, dengan perubahan lirik yang dilakukan Trainor, pesan lagu tersebut dianggap telah kehilangan relevansinya, terutama mengingat perubahan fisik yang dialaminya.
Dalam wawancara dengan majalah People, Trainor secara terbuka mengakui bahwa dirinya telah menjalani operasi pembesaran payudara. Ia mengungkapkan bahwa keputusan ini membuatnya merasa lebih percaya diri dan feminin. "Aku merasa lebih feminin dan percaya diri. Ini keputusan terbaik yang pernah aku buat," ujarnya. Ia bahkan menambahkan, "Aku tersenyum setiap kali mandi."
Selain operasi payudara, ibu dua anak ini juga terbuka mengenai perjalanannya menurunkan berat badan dengan menggunakan Mounjaro, obat suntik GLP-1 yang awalnya ditujukan untuk penderita diabetes tipe 2. Obat ini kini semakin populer sebagai metode penurunan berat badan yang efektif.
Penampilan Trainor di Wango Tango, di mana ia mengenakan setelan dua potong yang terdiri dari atasan bra dan celana pendek, semakin memicu perdebatan. Unggahan video penampilan tersebut di platform TikTok oleh KIIS-FM dibanjiri komentar yang beragam. Beberapa penggemar merasa bahwa perubahan lirik tersebut merupakan pengkhianatan terhadap pesan asli lagu. "Dulu 'besar itu indah', sampai kamu sudah cukup kaya raya untuk mengubahnya," tulis seorang netizen.
Komentar sinis lainnya menyebutkan, "Ozempic mengambil semua 'bass'-nya," merujuk pada nama populer untuk obat GLP-1 semacam Mounjaro. Sementara itu, ada juga yang mengkritik penampilan Trainor yang dinilai kurang bersemangat. "Terlalu kurus, energinya hilang," tulis seorang pengguna media sosial. Bahkan, ada yang menyarankan agar Trainor tidak lagi membawakan lagu tersebut.
Namun, tidak semua reaksi negatif. Sebagian penggemar membela Trainor, dengan alasan bahwa lagu tersebut dirilis sepuluh tahun lalu dan wajar jika tubuh seorang wanita mengalami perubahan. "Lagu itu rilis 10 tahun lalu-masa sih tubuh wanita harus sama terus?" tulis seorang penggemar. Komentar positif lainnya menekankan bahwa yang terpenting adalah Trainor merasa bahagia dan nyaman dengan tubuhnya saat ini. "Yang penting dia bahagia dan nyaman dengan tubuhnya sekarang. Dan itu yang paling penting. Titik," tulis seorang netizen.
Transformasi yang dialami Meghan Trainor, baik secara fisik maupun dalam ekspresi pribadinya, telah memicu diskusi yang lebih luas tentang batas antara body positivity dan body autonomy. Di tengah lanskap hiburan yang terus berubah, pilihan pribadi seorang artis seringkali menjadi subjek perdebatan publik, dan kasus Meghan Trainor menjadi contoh yang jelas tentang dinamika ini.