Burberry Umumkan Pemangkasan 1.700 Pekerja di Tengah Kerugian Operasional

Jenama fesyen mewah asal Britania Raya, Burberry, mengumumkan langkah restrukturisasi besar-besaran yang mencakup pengurangan tenaga kerja secara global. Perusahaan berencana untuk memberhentikan sekitar 1.700 karyawan dalam kurun waktu dua tahun ke depan. Keputusan pahit ini diambil sebagai respons terhadap penurunan kinerja keuangan dan sebagai bagian dari upaya efisiensi biaya.

Menurut laporan, Burberry mengalami kerugian operasional yang signifikan pada kuartal pertama tahun 2025, mencapai 3 juta pound sterling. Angka ini kontras tajam dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perusahaan masih mampu mencatatkan keuntungan sebesar 418 juta pound sterling. Penurunan drastis ini memicu kekhawatiran dan mendorong manajemen untuk mengambil tindakan cepat.

Kepala Eksekutif Burberry, Joshua Schulman, menyatakan bahwa perusahaan sedang menghadapi kondisi ekonomi makro yang menantang. Meskipun demikian, ia tetap optimis terhadap prospek jangka panjang Burberry dan yakin bahwa perusahaan dapat kembali mencapai pertumbuhan yang menguntungkan dan berkelanjutan. Schulman juga mengungkapkan rencana strategis bertajuk 'Burberry Forward' yang bertujuan untuk meningkatkan citra merek, memperbaiki kinerja operasional, dan menciptakan nilai jangka panjang.

Inisiatif 'Burberry Forward' mencakup serangkaian langkah, termasuk peningkatan frekuensi dan jangkauan promosi, terutama saat koleksi Musim Gugur dan Musim Dingin tiba di toko. Perusahaan berharap bahwa dengan memperkuat sentimen merek dan meningkatkan daya tarik produk, Burberry dapat memulihkan posisinya di pasar fesyen mewah.

Pengumuman pemangkasan karyawan ini bukanlah yang pertama bagi Burberry. Pada tahun 2024, perusahaan juga melakukan pengurangan tenaga kerja setelah mengalami penurunan nilai pasar saham yang signifikan. Langkah-langkah restrukturisasi ini menunjukkan bahwa Burberry sedang berupaya keras untuk mengatasi tantangan dan beradaptasi dengan perubahan lanskap industri fesyen.

Berikut adalah poin-poin penting terkait situasi yang dihadapi Burberry:

  • Kerugian Operasional: Burberry mengalami kerugian operasional sebesar 3 juta pound sterling pada kuartal pertama 2025.
  • Pemangkasan Karyawan: Perusahaan berencana untuk memberhentikan sekitar 1.700 karyawan secara global.
  • Rencana Strategis: Burberry meluncurkan rencana 'Burberry Forward' untuk meningkatkan citra merek dan kinerja perusahaan.
  • Kondisi Pasar: Industri fesyen mewah menghadapi tantangan ekonomi makro yang signifikan.
  • Restrukturisasi: Burberry telah melakukan pemangkasan karyawan sebelumnya pada tahun 2024.

Langkah-langkah yang diambil Burberry mencerminkan tekanan yang dihadapi oleh merek-merek mewah di tengah ketidakpastian ekonomi global dan perubahan preferensi konsumen. Masa depan Burberry akan bergantung pada keberhasilan implementasi rencana strategis dan kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan dinamika pasar yang terus berubah.