Klaim Penjatuhan Rafale oleh Pakistan Picu Perdebatan Kesiapan Militer India

Pertempuran udara antara India dan Pakistan dikabarkan memanas dengan klaim jatuhnya jet tempur Rafale milik India. Isu ini memicu perdebatan sengit mengenai kesiapan militer India dalam menghadapi kekuatan Pakistan yang semakin berkembang, terutama dengan dukungan dari China.

Klaim penjatuhan Rafale, jet tempur kebanggaan India yang berasal dari Prancis, pertama kali mencuat dari pihak Pakistan. Mereka mengklaim bahwa jet tempur J-10C buatan China berhasil menembak jatuh Rafale. Sumber dari Amerika Serikat dan Prancis mengkonfirmasi adanya insiden tersebut, meskipun jumlah Rafale yang jatuh tidak sebanyak yang diklaim Pakistan.

Dukungan China terhadap Pakistan:

Menurut laporan, China memberikan dukungan signifikan kepada Pakistan dalam operasi J-10C. Dukungan ini meliputi:

  • Bantuan intelijen
  • Pengawasan
  • Pengintaian

Rudal PL-15 buatan China diduga menjadi senjata yang digunakan untuk menjatuhkan Rafale. Rudal ini memiliki kemampuan beyond visual range (BVR) yang canggih.

Respon India:

Pihak India tidak secara eksplisit mengakui kehilangan Rafale. Namun, seorang pejabat Angkatan Udara India, AK Bharti, menyatakan bahwa kerugian adalah bagian dari pertempuran. Pernyataan ini mengindikasikan adanya kerugian di pihak India.

Sorotan Terhadap Kesiapan Militer India:

Insiden ini memicu kritik terhadap kesiapan militer India. Yousuf Nazar, mantan kepala investasi Citigroup, menulis dalam kolomnya bahwa citra India sebagai negara hegemoni regional mulai tercoreng. Ia menyoroti bahwa pemerintah India terlalu melebih-lebihkan kemampuan Rafale dan meremehkan sistem Pakistan yang didukung China.

Analis pertahanan di India sebelumnya telah memperingatkan bahwa militer India kurang siap menghadapi Pakistan, terutama dengan dukungan dari China. Dukungan dari Amerika Serikat dan Rusia dinilai terbatas.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pertempuran:

Selain kecanggihan teknologi, faktor lain seperti keterampilan pilot India juga dapat berperan dalam hasil pertempuran. Pertempuran modern melibatkan integrasi, koordinasi, dan kemampuan bertahan hidup.

Kemampuan Rudal PL-15:

Rudal PL-15 menjadi sorotan utama karena kemampuannya yang canggih. Justin Bronk dari Royal United Services Institute (RUSI) menyatakan bahwa PL-15 memiliki performa sebanding dengan AIM-120 AMRAAM milik AS dan melampaui R-77 milik Rusia.

PL-15 dilengkapi dengan radar active electronically scanned array (AESA) kecil dan diperkirakan memiliki jangkauan hingga 200 kilometer. Versi ekspor (PL-15E) memiliki jangkauan yang dibatasi pada 145 kilometer.

Kelebihan dan Kekurangan Rafale:

Rafale adalah jet tempur generasi 4,5 yang canggih. Namun, jet ini tidak sepenuhnya siluman. Desain Rafale dirancang untuk mengurangi penampang radar dan tanda inframerah, tetapi upaya ini tampaknya tidak cukup efektif untuk menghindari deteksi oleh pesawat Pakistan atau rudal darat.

Reaksi di Pakistan:

Kabar jatuhnya Rafale dirayakan di Pakistan. Mantan Perdana Menteri Pakistan, Raja Pervez Ashraf, menyatakan bahwa kebanggaan India telah hancur menjadi debu bersama pesawat Rafale-nya.