Wabah DBD Renggut Dua Nyawa di Semarang, Pemerintah Kota Tingkatkan Kewaspadaan
Kota Semarang kembali berduka dengan adanya dua kasus kematian akibat Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga bulan April 2025. Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Kesehatan Kota (DKK) menyatakan keprihatinannya atas kejadian ini dan berupaya keras untuk menekan angka kasus DBD di wilayahnya.
Kepala DKK Semarang, Abdul Hakam, menyampaikan bahwa meskipun terdapat kasus kematian, angka case fatality rate (CFR) atau tingkat kematian akibat DBD mengalami penurunan dibandingkan tahun 2023, yang mencatat 16 kasus kematian. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dalam penanganan dan penanggulangan DBD di Kota Semarang.
Untuk memperkuat upaya pencegahan dan penanggulangan DBD, DKK Semarang telah mengembangkan dan menerapkan sistem adaptif berbasis data yang disebut CKRAWALA BUANA. Sistem ini merupakan singkatan dari Analisis Situasi Kesehatan Masyarakat dengan Sistem Kerentanan Wilayah Kesehatan Berbasis Analitik Data Pelayanan. CKRAWALA BUANA dirancang untuk merespons cepat dinamika penyakit, terutama yang berkaitan dengan perubahan iklim.
CKRAWALA BUANA mengintegrasikan data kesehatan dan informasi cuaca untuk memetakan risiko DBD secara lebih akurat. Sistem ini tidak hanya mengidentifikasi wilayah-wilayah yang rentan, tetapi juga memungkinkan respons deteksi dini dan intervensi yang lebih terfokus. Dengan demikian, sumber daya dan upaya penanggulangan dapat dialokasikan secara efisien ke wilayah-wilayah yang paling membutuhkan.
Salah satu keunggulan utama CKRAWALA BUANA adalah kemampuannya dalam membaca potensi risiko wilayah. Melalui integrasi data spasial, peta kerentanan wilayah terhadap DBD diperbarui secara berkala. Peta ini menjadi dasar pengambilan keputusan bagi DKK Semarang dalam menentukan strategi dan tindakan pencegahan yang tepat.
Data terbaru tahun 2025 menunjukkan sejumlah wilayah di Kota Semarang memiliki potensi dampak DBD yang tinggi. Wilayah-wilayah tersebut meliputi:
- Cangkiran
- Polaman
- Bulustalan
- Lamper Kidul
- Terboyo Kulon
- Karangturi
- Kebonagung
- Rejomulyo
- Brumbungan
- Miroto
- Kranggan
- Purwodinatan
- Kauman
- Bangunharjo
- Kembangsari
- Pandansari
- Pendrikan Kidul
- Cabean
- Randugarut
DKK Semarang mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD, terutama di wilayah-wilayah yang telah diidentifikasi sebagai rentan. Abdul Hakam menekankan bahwa pemberantasan sarang nyamuk (PSN) merupakan kunci utama dalam mencegah penyebaran DBD. Ia mengajak seluruh masyarakat untuk berperan aktif dalam PSN, karena masyarakat adalah garda terdepan dalam upaya pengendalian DBD.
Dengan adanya kasus kematian akibat DBD, Pemerintah Kota Semarang semakin bersemangat untuk meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit ini. Melalui sistem CKRAWALA BUANA dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan angka kasus DBD di Kota Semarang dapat terus ditekan dan kesehatan masyarakat dapat terlindungi.