Kasus Keracunan Massal di Bogor: BPOM Tingkatkan Pengawasan Program Makan Bergizi Gratis
Kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa di Kota Bogor akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) menuai perhatian serius dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kejadian tersebut untuk mencegah terulangnya kasus serupa di masa mendatang.
BPOM akan memfokuskan perhatian pada aspek penyimpanan dan pengolahan bahan baku makanan. Hasil investigasi awal menunjukkan bahwa keracunan disebabkan oleh kontaminasi bakteri Salmonella dan E. coli. Taruna Ikrar menegaskan bahwa BPOM akan memberikan dukungan penuh dalam penanganan korban keracunan dan secara proaktif melakukan perbaikan pada sistem dapur serta pengawasan terhadap kualitas bahan baku.
"Kami akan belajar dari kejadian ini dan mengambil langkah-langkah preventif yang diperlukan. Keamanan bahan baku menjadi prioritas utama," ujar Taruna Ikrar kepada awak media di Jakarta Pusat, Rabu (14/5/2025).
BPOM menyadari tanggung jawab besar dalam mengawal program MBG yang menargetkan lebih dari 80 juta masyarakat Indonesia. Sebagai langkah mitigasi, BPOM akan mengerahkan sekitar 30 ribu Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang telah dilatih secara khusus untuk program MBG. Para petugas SPPG ini akan bertugas untuk memastikan standar keamanan pangan terpenuhi dan meminimalisir risiko terjadinya kejadian luar biasa (KLB) seperti keracunan massal.
"Kami berkomitmen untuk memastikan bahwa program MBG aman dan bermanfaat bagi masyarakat. Mitigasi risiko menjadi fokus utama kami," tegas Taruna Ikrar.
KLB keracunan massal di Kota Bogor menjadi sorotan tajam. Sebanyak 223 siswa dari berbagai tingkatan pendidikan, mulai dari TK hingga SMA, menjadi korban akibat mengonsumsi menu MBG yang terkontaminasi. Kejadian ini memicu kekhawatiran publik terkait keamanan dan kualitas program MBG secara keseluruhan.
BPOM berjanji untuk bekerja lebih keras dalam mengamankan program MBG dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terulang kembali. Langkah-langkah mitigasi yang disiapkan diharapkan dapat menekan tingkat keparahan kasus keracunan jika terjadi di masa depan.
Untuk meningkatkan keamanan pangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), BPOM akan memperkuat beberapa aspek penting:
- Pengawasan Bahan Baku: Memastikan bahwa semua bahan baku yang digunakan dalam program MBG memenuhi standar keamanan dan kualitas yang ditetapkan. Ini termasuk pemeriksaan terhadap asal-usul bahan baku, kondisi penyimpanan, dan potensi kontaminasi.
- Pelatihan Petugas SPPG: Meningkatkan kualitas pelatihan bagi petugas SPPG agar mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam mengelola dan menyajikan makanan yang aman dan bergizi.
- Sanitasi Dapur: Memastikan bahwa semua dapur yang terlibat dalam program MBG memenuhi standar sanitasi yang ketat. Ini termasuk kebersihan peralatan, pengelolaan limbah, dan pengendalian hama.
- Pengujian Laboratorium: Melakukan pengujian laboratorium secara berkala terhadap sampel makanan dari program MBG untuk mendeteksi adanya kontaminasi bakteri atau zat berbahaya lainnya.
- Sosialisasi Keamanan Pangan: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keamanan pangan dan bagaimana melaporkan jika menemukan potensi masalah dalam program MBG.
Dengan memperkuat langkah-langkah ini, BPOM berharap dapat meminimalisir risiko terjadinya keracunan massal dan memastikan bahwa program MBG memberikan manfaat yang optimal bagi kesehatan masyarakat.