Harmoni Keluarga: Ustaz Riza Muhammad, Sang Ibunda, dan Kesetiaan Indri Giana
Harmoni Keluarga: Ustaz Riza Muhammad, Sang Ibunda, dan Kesetiaan Indri Giana
Rumah tangga Ustaz Riza Muhammad dan Indri Giana bukan sekadar potret keluarga sakinah, namun juga cerminan kasih sayang dan pengabdian kepada orang tua. Kehidupan mereka yang harmonis semakin diperkuat dengan kehadiran ibunda Ustaz Riza, Nurnaningsih, yang tinggal bersama mereka. Kehidupan berumah tangga yang penuh makna ini pun diungkap dalam sebuah tayangan di program FYP Trans 7.
Nurnaningsih, yang telah menderita stroke selama lima tahun dan kini bergantung pada kursi roda, menceritakan perjalanan hidupnya. Sebagai single parent, ia berjuang keras menghidupi ketiga anaknya, termasuk Ustaz Riza Muhammad yang merupakan anak keduanya. Ia bercerita tentang masa sulitnya berjualan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Namun, kini, kehidupannya dipenuhi kebahagiaan. Sembilan cucu telah hadir meramaikan keluarganya, dan yang paling membanggakan adalah memiliki menantu yang saliha seperti Indri Giana. "Semua keinginan saya sudah terpenuhi," ungkap Nurnaningsih dengan penuh syukur. "Punya menantu seperti Indri, yang saliha, alhamdulillah." Ungkapan syukur ini pun diiringi oleh kekhawatiran Nurnaningsih terhadap Indri yang tengah menyusui dan merawat empat buah hati mereka, dua perempuan dan dua laki-laki. Ia menegaskan, "Cukup empat anak, kasihan istrinya menyusui, lelah." Hal ini menunjukkan betapa besar rasa sayangnya kepada sang menantu.
Kehidupan bersama ini telah berlangsung selama sebelas tahun sejak pernikahan Ustaz Riza dan Indri. Indri sendiri dengan tulus menerima kehadiran sang ibu mertua. Ia mengatakan, "Tidak keberatan, karena ibu juga ibuku sendiri. Hidupnya bersama suamiku. Aku juga pernah merasakan kehilangan, jadi tahu posisinya bagaimana." Pernyataan ini mencerminkan rasa empati dan pemahaman yang mendalam dari Indri. Ia mengerti betapa pentingnya kehadiran dan dukungan keluarga, terutama saat menghadapi tantangan hidup. Kesediaan Indri merawat dan tinggal bersama ibu mertuanya menjadi bukti nyata akan keharmonisan dan kepedulian dalam keluarga ini. Sikapnya yang penuh kasih sayang ini menunjukkan bahwa ia bukan sekadar istri, melainkan juga seorang anak yang berbakti bagi keluarga suaminya.
Ustaz Riza Muhammad sendiri menekankan pentingnya menjaga waktu bersama orang tua selagi mereka masih ada. "Waktu ini tidak pernah terulang kembali, saat bersama orang tua itu ada batasnya. Makanya sebagai seorang anak, selama ada orang tua, tolong waktu itu dijaga dengan baik," pesannya. Ia mengajak semua orang untuk menghargai waktu yang terbatas bersama orang tua dan menyadari bahwa suatu saat nanti, ketika orang tua telah tiada, penyesalan akan datang terlambat. Ia menegaskan pentingnya kebersamaan dengan kalimat yang kuat, "Aku, kamu, ibuku; aku dan ibuku tak bisa dipisahkan." Ajakan ini menjadi sebuah pesan yang mendalam bagi setiap individu untuk senantiasa menghargai dan menyayangi orang tua mereka.
Kisah keluarga Ustaz Riza Muhammad dan Indri Giana ini menjadi contoh inspiratif bagaimana kasih sayang, kebersamaan, dan pengorbanan dapat menciptakan keharmonisan dalam sebuah keluarga. Mereka membuktikan bahwa keluarga bukanlah sekadar ikatan darah, tetapi juga ikatan hati yang terjalin erat oleh kasih sayang dan saling mendukung satu sama lain. Nilai-nilai luhur ini patut dicontoh oleh generasi penerus dalam membangun keluarga yang bahagia dan harmonis.