Eksotisme Kuliner Jepang: Ular Habu Beracun Disulap Menjadi Camilan Mewah
markdown Di balik keindahan panorama dan kemajuan teknologinya, Jepang menyimpan khazanah kuliner yang unik dan tak jarang ekstrem. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan ular Habu, spesies ular berbisa yang banyak ditemukan di Okinawa, sebagai bahan makanan. Tidak seperti di beberapa negara Asia lainnya yang mengolah ular menjadi sup atau sate, di Jepang, Habu diolah menjadi gorengan renyah yang harganya cukup fantastis.
Ular Habu dikenal sebagai ular yang berbahaya karena racunnya yang mengandung sitotoksin dan hemoragi. Racun ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti mual, muntah, hingga gangguan fungsi motorik. Namun, di Prefektur Okinawa, ular ini justru menjadi daya tarik kuliner yang dicari oleh sebagian orang. Proses pengolahan Habu menjadi makanan memerlukan kehati-hatian dan keahlian khusus untuk memastikan racunnya tidak membahayakan konsumen.
Salah satu tempat yang terkenal menyajikan hidangan ular Habu adalah distrik Yanigawa Street di Amami Oshima. Di sana, beberapa restoran lokal menawarkan "Fried Habu" atau ular goreng sebagai menu andalan. Seporsi hidangan ini biasanya terdiri dari tiga potong daging ular yang digoreng hingga kering dan renyah seperti keripik. Harganya pun terbilang mahal, mencapai 2000 Yen atau sekitar Rp 225.000 per porsi. Mahalnya harga ini sebanding dengan proses pengolahan yang rumit dan ketersediaan bahan baku yang terbatas.
Sekilas, tampilan ular goreng ini mungkin kurang menggugah selera, karena bentuknya menyerupai kepala ular. Namun, jangan khawatir, bagian yang dimasak hanyalah bagian dada ular. Daging ular Habu memiliki tekstur yang unik, sedikit kenyal dengan banyak tulang kecil. Rasanya pun tidak semenakutkan penampilannya. Banyak yang mengatakan bahwa rasa ular goreng ini mirip dengan karaage, ayam goreng khas Jepang. Perbedaan terletak pada tekstur daging yang lebih kenyal dan adanya tulang-tulang kecil yang perlu dihindari.
Selain digoreng, daging ular Habu juga sering digunakan sebagai bahan dasar kaldu sup. Kaldu ular Habu dipercaya memiliki khasiat tertentu dan memberikan cita rasa yang khas pada masakan. Meskipun tidak sepopuler hidangan Jepang lainnya, olahan ular Habu tetap menjadi bagian dari warisan kuliner Okinawa yang patut untuk dicoba bagi para petualang rasa.
Di Indonesia sendiri, konsumsi daging ular juga bukan hal yang asing. Ular kobra sering diolah menjadi sate, sup, atau bahkan dipanggang. Setiap daerah memiliki cara pengolahan dan bumbu yang berbeda, menciptakan variasi rasa yang kaya. Keberadaan hidangan ular di berbagai negara menunjukkan bahwa hewan yang sering dianggap menakutkan ini juga dapat menjadi sumber pangan yang bernilai gizi dan memiliki cita rasa yang unik.