Agrinas Pangan Nusantara: Minim Anggaran di Tengah Ambisi Lumbung Pangan Nasional
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) baru di sektor pangan, PT Agrinas Pangan Nusantara (Persero), menghadapi tantangan pendanaan di awal peluncurannya. Direktur Utama Agrinas Pangan Nusantara, Joao Angelo De Sousa Mota, mengungkapkan bahwa hingga saat ini, perusahaan belum menerima alokasi anggaran dari pemerintah.
"Sejauh ini nol, belum ada," ujar Joao usai acara peluncuran Agrinas Pangan Nusantara di Jakarta, Rabu (14/5/2025). "Kita sampai hari ini belum mendapatkan dana dari pemerintah atau dana dari publik."
Joao menjelaskan bahwa meskipun sempat ada pembahasan mengenai alokasi anggaran sekitar Rp 3 triliun, prosesnya belum dilanjutkan. Pihaknya memilih untuk menunggu kepastian desain dan perencanaan yang matang sebelum menggunakan anggaran tersebut.
"Karena kita dalam bekerja kita harus mulai dari Detail Engineering Design (DED), desain dan engineering-nya. Setelah itu sudah siap, kita sudah tahu apa yang akan kita perlukan alat pendukungnya seperti traktor, harvester, segala macam sudah terukur. Kemudian kita akan tahu kita membutuhkan material apa saja dalam mendukung kegiatan ini. Setelah kita tahu semua itu baru kita akan bisa menghitung metode apa yang mau kita pakai sehingga nanti akan muncul jumlah orang terakhir akan muncul anggaran. Jadi anggaran itu adalah terakhir," terangnya.
Agrinas Pangan Nusantara juga berencana menjajaki potensi pendanaan dari Danantara, sebuah lembaga keuangan yang berfokus pada sektor pertanian dan pangan. Joao menekankan komitmen perusahaan untuk mengelola dana secara akuntabel, prudent, dan transparan, mengingat Danantara merupakan sumber pendanaan publik.
"Jadi itu saya berusaha membangun manajemen yang terbuka, open dan prudent sehingga kita mencoba menjaga apabila kita mendapatkan anggaran dari pinjaman dari Danantara, ya kita akan mempertahankan sebagai uang rakyat. Kita tidak akan menggunakan satu sen pun di luar daripada atau secara tidak terukur demi mencapai tujuan daripada perusahaan," jelas Joao.
Di sisi lain, Agrinas Pangan Nusantara memiliki target ambisius untuk mengelola 425.000 hektar lahan sebagai lumbung pangan (food estate) pada akhir 2025. Sebagai langkah awal, perusahaan akan fokus pada pengembangan 11.000 hektar lahan sawah padi di Batu Raja, Sumatera Selatan.
"Jadi itu yang pertama kali kita akan siapkan dengan perhitungan-perhitungan yang matang untuk mengeksekusinya. (Komoditasnya) padi, memang kami fokus ke padi, tetapi dari observasi kami ada beberapa lahan yang agak tinggi, itu mungkin akan kita tanam jagung," terang dia.
Ambisi pengembangan lumbung pangan oleh Agrinas Pangan Nusantara ini menjadi sorotan, mengingat ketersediaan anggaran yang masih belum jelas. Keberhasilan proyek ini akan sangat bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pendanaan yang memadai dan mengelola sumber daya secara efisien.