Waspada! Kanker Serviks Ancam Kesehatan Wanita Indonesia, HPV Jadi Dalang Utama

Kanker serviks masih menjadi momok menakutkan bagi kesehatan wanita di Indonesia. Data terbaru menunjukkan bahwa kanker ini menduduki peringkat kedua sebagai penyebab kematian tertinggi akibat kanker pada kaum wanita. Dr. Enny Listiawati, MPH, dalam sebuah diskusi kesehatan, mengungkapkan bahwa kanker serviks berada di urutan kedua setelah kanker payudara sebagai 'pembunuh' utama wanita di dunia.

Berdasarkan data dari Global Cancer Observatory untuk Indonesia pada tahun 2022, tercatat sebanyak 20.708 kasus kematian akibat kanker serviks, dengan total kasus mencapai 36.964. Angka ini menjadi pengingat akan pentingnya pencegahan dan deteksi dini terhadap penyakit ini.

HPV: Biang Keladi Kanker Serviks

Menurut Dr. Enny, penyebab utama kanker serviks adalah infeksi oleh virus yang dikenal sebagai Human Papillomavirus (HPV). Virus ini, yang merupakan keluarga virus penyebab kutil, memiliki kemampuan untuk menginfeksi sel-sel di leher rahim. Proses mutasi sel menjadi kanker serviks akibat infeksi HPV ini membutuhkan waktu yang cukup lama, yakni sekitar 15 hingga 20 tahun.

Penularan HPV: Tidak Hanya Melalui Hubungan Seksual

Meski sering dikaitkan dengan perilaku berganti pasangan, penularan HPV tidak hanya terjadi melalui hubungan seksual. Virus ini memiliki daya tahan yang cukup tinggi di luar tubuh manusia, sehingga dapat menular melalui kontak langsung dengan benda-benda yang terkontaminasi. Dr. Enny menjelaskan bahwa HPV dapat bertahan hidup selama 7 hingga 14 hari pada benda mati.

Salah satu media penularan yang sering diperdebatkan adalah melalui penggunaan toilet. Virus HPV dapat bertahan hidup hingga dua minggu di toilet kering. Namun, Dr. Enny menambahkan bahwa penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui daya tahan virus ini di toilet basah, yang lebih umum ditemukan di Indonesia.

Risiko Penularan HPV dari Ibu ke Bayi

Selain penularan melalui kontak langsung, Dr. Enny juga mengingatkan tentang risiko penularan HPV dari ibu hamil ke bayi yang dilahirkan melalui vagina. Virus HPV dapat berpindah ke bayi dan bertahan hingga dua tahun. Meskipun penelitian masih terus dilakukan untuk mengetahui potensi perkembangan infeksi HPV pada bayi menjadi kanker di kemudian hari, risiko penularan ini tetap perlu diwaspadai.

Vaksinasi HPV: Langkah Pencegahan Terbaik

Dr. Enny menekankan pentingnya vaksinasi HPV sebagai langkah pencegahan terbaik terhadap kanker serviks. Ia menyarankan agar wanita melakukan vaksinasi HPV sebelum menikah untuk meminimalkan risiko terinfeksi virus ini. Dengan vaksinasi, diharapkan angka kejadian kanker serviks di Indonesia dapat ditekan secara signifikan.