Gorontalo Genjot Ekspor Pelet Kayu, Bidik Pasar Jepang dan Korea Selatan
Gorontalo Pacu Ekonomi Daerah Lewat Ekspor Pelet Kayu
Gorontalo terus berupaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah melalui sektor ekspor. Salah satu langkah strategis yang diambil adalah dengan mendorong ekspor pelet kayu atau wood pellet ke pasar internasional, khususnya Jepang dan Korea Selatan. Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, bersama Wakil Gubernur Idah Syahidah Rusli Habibie, secara resmi melepas ekspor perdana sebanyak 10.000 ton pelet kayu dari Pelabuhan Lalape, Kecamatan Popayato Timur, Kabupaten Pohuwato, pada Selasa (13/5/2025).
Inisiatif ini diharapkan dapat menjadi pendorong utama perekonomian Kabupaten Pohuwato, yang pada gilirannya akan berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo secara keseluruhan. Pelet kayu yang diekspor merupakan hasil produksi PT Biomasa Jaya Abadi (BJA), sebuah perusahaan yang telah menanamkan investasi sebesar Rp 1,52 triliun di Gorontalo.
PT BJA sendiri telah mencatatkan rekor ekspor yang cukup mengesankan. Hingga saat ini, perusahaan tersebut telah melakukan ekspor sebanyak 34 kali, dengan total volume mencapai 376.271 ton. Nilai ekonomis dari ekspor tersebut mencapai 52 juta dollar AS atau setara dengan sekitar Rp 780 miliar.
Gubernur Gusnar Ismail menyatakan bahwa wood pellet dari Gorontalo menyumbang sekitar 51 hingga 52 persen dari total produk nasional yang diekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Ia juga menekankan bahwa capaian ekspor ini memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap perekonomian Gorontalo. Kehadiran pemerintah daerah dalam acara pelepasan ekspor ini merupakan bentuk dukungan dan komitmen terhadap pengembangan sektor ini.
Kabupaten Pohuwato dinilai memiliki peran strategis dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah. Pada kuartal I tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Gorontalo tercatat mencapai 6,07 persen. Salah satu faktor pendorong utama adalah investasi yang dilakukan oleh PT BJA di Pohuwato.
Gubernur Gusnar Ismail juga menekankan pentingnya menjaga ekosistem investasi yang harmonis antara pemerintah, masyarakat, dan perusahaan. Ia berharap agar investasi ini dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi seluruh pihak.
Dalam kesempatan tersebut, Gusnar Ismail juga menyoroti dua aspek penting, yaitu pelestarian alam dan perhatian terhadap perbaikan kesejahteraan masyarakat sekitar. Ia mengharapkan agar perusahaan dapat menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan antara penebangan dan penanaman pohon.
Selain itu, Gusnar Ismail juga menekankan pentingnya rekrutmen tenaga kerja lokal. Ia mengapresiasi PT BJA yang telah menyerap sebagian besar tenaga kerja dari masyarakat sekitar. Dari total 1.200 tenaga kerja BJA Group, 69 persen di antaranya merupakan tenaga kerja lokal. Hal ini dinilai penting untuk memastikan bahwa dampak ekonomi dari investasi ini dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan komitmen dari pihak perusahaan, ekspor pelet kayu dari Gorontalo diharapkan dapat terus meningkat dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.