Jelang Kongres, Jokowi Pertimbangkan Peluang Nakhodai PSI

Menjelang Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang dijadwalkan pada Juli 2025, spekulasi mengenai kandidat ketua umum baru semakin hangat diperbincangkan. Salah satu nama yang mencuat adalah Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi).

Saat dimintai tanggapannya mengenai kemungkinan dirinya maju sebagai calon ketua umum PSI, Jokowi mengungkapkan bahwa ia masih mempertimbangkan secara matang. Pertimbangan utama Jokowi adalah kalkulasi peluang kemenangan. Ia tidak ingin mendaftar jika kemungkinan untuk kalah cukup besar.

"Iya, masih dalam kalkulasi. Jangan sampai kalau saya mendaftar, nanti saya kalah," ujarnya, menanggapi pertanyaan wartawan mengenai peluangnya menjadi ketua umum PSI.

Jokowi juga menambahkan bahwa ia belum melakukan pendaftaran sebagai calon ketua umum. Menurutnya, waktu menuju kongres masih cukup panjang.

"Belum (mendaftar), kan masih panjang. Sampai Juli. Seingat saya, seingat saya masih Juni atau Juli," ungkapnya.

Ketika disinggung mengenai potensi persaingan dengan putra bungsunya, Kaesang Pangarep, Jokowi menunjukkan kepercayaan diri. Ia bahkan berkelakar bahwa jika dirinya mendaftar, kandidat lain mungkin akan mengundurkan diri.

"Ya enggak tahu (bersaing dengan Kaesang jadi Ketum PSI). Kalau saya mendaftar mungkin yang lain enggak mendaftar, mungkin," terangnya.

Lebih lanjut, Jokowi mengaku belum mengetahui secara pasti peluangnya jika mendaftar sebagai Ketua Umum PSI. Ia menyoroti sistem pemilihan yang akan digunakan PSI, yaitu one man one vote melalui e-voting, yang melibatkan seluruh anggota partai.

"Ya belum tahu, karena ini kan yang saya tahu. Katanya mau memakai e-voting, one man one vote, seluruh anggota diberi hak untuk memilih. Yang sulit di situ," jelasnya.

Jokowi juga memberikan apresiasi terhadap PSI yang berencana menggunakan sistem e-voting dalam pemilihan ketua umum. Ia menilai bahwa sistem ini mencerminkan era digital dan memberikan rasa kepemilikan yang lebih besar kepada seluruh anggota partai.

"Ya bagus, saya kira ini memang apa era digital ini kalau misalnya apa pemilihan ketua dengan e-voting melibatkan seluruh anggota, artinya ada apa kepemilikan terhadap partai itu betul-betul di seluruh anggota. Saya kira bagus," pungkasnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PSI, Andy Budiman, juga menyampaikan pandangannya mengenai potensi Jokowi menjadi calon ketua umum. Andy menyatakan bahwa kemungkinan tersebut sangat terbuka.

"Jadi pertanyaan langsung terjawab, termasuk juga Mas Kaesang apakah akan mencalonkan diri kembali? Nanti kita tanyakan kepada Mas Kaesang. Tapi kami sebagai pelaksana, sebagai wasit pemilu raya ini, membuka kesempatan kepada semua kandidat untuk mencalonkan diri. Makin ramai, makin bagus menurut kami. Jadi ini kami punya prinsip, makin [banyak kandidat], makin ada kompetisi, makin seru lah buat internal PSI," kata Andy.

"Kemudian apakah Pak Jokowi akan menjadi calon? Kita doakan, mas," tutup Andy.