Gunung Rinjani kembali menjadi sorotan setelah seorang pendaki asal Malaysia, Rennie Bin Andul Gani (54), dilaporkan meninggal dunia akibat terjatuh di jurang Banyu Urip, Torean, Lombok Utara pada Sabtu, 3 Mei 2025. Insiden tragis ini memicu kekhawatiran di kalangan pendaki dan mendorong Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) untuk mempercepat upaya perbaikan dan pelebaran jalur pendakian.

Jalur Torean, yang dikenal dengan julukan "Jurassic Park"-nya Rinjani, memang menawarkan panorama alam yang luar biasa. Namun, keindahan ini diiringi dengan medan yang menantang dan berpotensi berbahaya. Kepala Balai TNGR NTB, Yarman, mengungkapkan bahwa pelebaran jalur di area Banyu Urip telah dimulai sejak Senin, 12 Maret 2025. Pekerjaan ini meliputi pemapasan batu, pembuatan trap di sekitar ujung tali pegangan, dan penambahan rambu peringatan di titik-titik rawan.

Fokus utama perbaikan adalah pelebaran jalur yang sempit di Banyu Urip, yang panjangnya mencapai sekitar 100 meter. Selain itu, tim juga melakukan perbaikan pada klem dan tali tambang yang rusak, serta membangun jembatan kayu di Kokok Putih dan memasang anak tangga di bagian atas Kokok Putih. Proses perbaikan ini dilakukan di tengah tantangan cuaca hujan dan padatnya lalu lintas pendakian.

BTNGR juga menerima tambahan personel dari Rudy Trekker, sehingga total tim yang bertugas menjadi 17 orang. Yarman menegaskan bahwa semua upaya ini dilakukan demi meningkatkan keselamatan dan kenyamanan para pendaki Rinjani.

Upaya TNGR ini mendapat sambutan positif dari para pendaki. Agus Salim, seorang pendaki asal Lombok Barat, mengaku sangat mendukung inisiatif tersebut. Ia menuturkan bahwa banyak pendaki merasa was-was saat melintasi jalur tersebut. Agus, yang telah dua kali mendaki Rinjani dan sekali turun melalui jalur Torean, mengakui bahwa jalur ini menawarkan keindahan yang tak terlupakan.

Dengan adanya perbaikan dan peningkatan keamanan jalur Torean, diharapkan para pendaki dapat menikmati keindahan Gunung Rinjani dengan lebih aman dan nyaman.