Prabowo Subianto Tekankan Peran Kepemimpinan Jujur dalam Ketahanan dan Daya Saing Negara di Forum OKI

Presiden Prabowo Subianto menyoroti pentingnya integritas dan pelayanan kepada rakyat bagi para pemimpin dan pejabat negara. Penegasan ini disampaikan dalam acara inaugurasi Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC), sebuah forum parlemen dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), yang diselenggarakan di Gedung DPR, Jakarta.

Menurut Prabowo, tata kelola pemerintahan yang baik, institusi yang kuat, serta pemimpin yang jujur dan berdedikasi kepada kepentingan rakyat adalah fondasi utama bagi sebuah negara untuk memiliki ketahanan dan daya saing yang solid. Tanpa elemen-elemen tersebut, negara akan kesulitan menghadapi berbagai tantangan global.

Dalam pidatonya, Prabowo tidak hanya menyinggung konflik yang sedang berlangsung di Gaza, Palestina, tetapi juga menekankan bahwa setiap negara anggota OKI memiliki permasalahan uniknya masing-masing. Tantangan-tantangan tersebut meliputi:

  • Kemiskinan
  • Kelaparan
  • Korupsi
  • Ketimpangan dalam akses pendidikan
  • Ketidakmampuan dalam pengelolaan sumber daya alam.

Tantangan-tantangan ini, menurut Prabowo, berpotensi menjadi sumber kelemahan yang menghambat kemajuan sebuah bangsa.

Lebih lanjut, Prabowo menyampaikan komitmen Indonesia untuk menjalankan sejumlah agenda besar yang bertujuan untuk memperkuat negara dari dalam. Agenda-agenda tersebut meliputi:

  • Reformasi politik dan birokrasi.
  • Pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.
  • Swasembada pangan dan energi.
  • Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Prabowo meyakini bahwa solusi terhadap permasalahan global harus dimulai dari keberhasilan masing-masing negara dalam mengatasi persoalan internal. Ia menekankan bahwa kemampuan sebuah negara untuk membantu negara lain yang sedang mengalami kesulitan, seperti Palestina, sangat bergantung pada kekuatan dan stabilitas internal negara tersebut. "Kalau kita tidak bisa mengurus bangsa kita sendiri, bagaimana kita mau membantu umat yang sedang kesusahan? Kalau kita lemah, tidak mungkin kita bisa membantu Palestina," tegasnya.