Sembilan Jenazah Warga Sipil Korban Ledakan Amunisi di Garut Diserahkan kepada Keluarga
Pihak TNI Angkatan Darat telah menyerahkan jenazah sembilan warga sipil yang menjadi korban ledakan saat pemusnahan amunisi yang sudah tidak layak pakai di Garut, Jawa Barat. Proses penyerahan jenazah dilakukan secara bertahap kepada keluarga masing-masing.
Brigjen TNI Wahyu Yudhayana, Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat, menjelaskan bahwa lima jenazah telah diserahkan pada hari Selasa (13/5), sementara empat jenazah lainnya diserahkan pada Rabu (14/5) malam. TNI AD juga memberikan bantuan dalam proses pemakaman para korban, memastikan bahwa seluruh rangkaian prosesi pemakaman berjalan dengan lancar dan selesai pada pukul 20.00 WIB.
Selain prosesi pemakaman, TNI AD juga turut serta dalam kegiatan doa bersama yang diadakan oleh masyarakat setempat untuk mendoakan para korban yang meninggal dunia. Hal ini sebagai wujud belasungkawa dan dukungan moril kepada keluarga yang ditinggalkan.
Sementara itu, investigasi mendalam terkait insiden ledakan masih terus berlangsung. Tim investigasi telah meminta keterangan dari sejumlah saksi, baik dari kalangan masyarakat sipil maupun dari internal TNI. Tercatat 21 orang dari masyarakat dan 25 orang dari unsur TNI telah dimintai keterangan. Saat ini, tim investigasi sedang berupaya mencocokkan keterangan para saksi dengan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penyebab terjadinya ledakan.
Insiden ledakan yang memakan korban jiwa ini terjadi pada hari Senin (12/5) sekitar pukul 09.30 WIB di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat. Selain menelan korban jiwa dari kalangan sipil, ledakan tersebut juga menyebabkan empat anggota TNI meninggal dunia. Total terdapat 13 korban jiwa dalam peristiwa tragis ini.
Berikut adalah daftar nama-nama korban ledakan:
- Kolonel Cpl Antonius Hermawan
- Mayor Cpl Anda Rohanda
- Agus bin Kasmin
- Ipan bin Obur
- Iyus Ibing bin Inon
- Anwar bin Inon
- Iyus Rizal bin Saepuloh
- Toto
- Dadang
- Rustiawan
- Endang
- Kopda Eri Dwi Priambodo
- Pratu Aprio Setiawan