Universitas Al-Qarawiyyin: Dari Masjid Bersejarah Menjadi Pusat Ilmu Pengetahuan Dunia
Universitas Al-Qarawiyyin: Dari Masjid Bersejarah Menjadi Pusat Ilmu Pengetahuan Dunia
Universitas Al-Qarawiyyin di Fez, Maroko, diakui oleh Guinness World Records dan UNESCO sebagai universitas tertua di dunia. Berdiri sejak tahun 859 Masehi, lembaga pendidikan ini memiliki sejarah panjang dan unik, bermula bukan dari sebuah gedung kampus megah, melainkan dari sebuah masjid yang kemudian berkembang menjadi pusat pembelajaran terkemuka. Kisah berdirinya melekat erat dengan sosok Fatima Al-Fihri, seorang wanita muslim cendekiawan dan dermawan keturunan saudagar kaya dari Tunisia.
Setelah keluarganya bermigrasi ke Fez – kota perdagangan dan budaya yang berkembang pesat pada masa itu – Fatima, alih-alih menekuni bisnis keluarga, memutuskan untuk mengabdikan kekayaannya untuk pembangunan sebuah masjid dan madrasah. Bersama saudara perempuannya, Mariam, mereka membangun kompleks masjid yang monumental. Mariam mendirikan Masjid Al-Andalus, sementara Fatima membangun Masjid Al-Qarawiyyin yang mencakup madrasah, sebuah lembaga pendidikan yang dalam bahasa Arab merujuk pada berbagai jenis institusi pendidikan, baik sekuler maupun agama, dari tingkat dasar hingga menengah. Pada masa itu, masjid seringkali menjadi pusat komunitas, tak hanya untuk kegiatan keagamaan, tetapi juga sosial, amal, pendidikan, perdagangan, bahkan kegiatan politik.
Dalam membangun kompleks masjid dan madrasah ini, Fatima tidak tanggung-tanggung. Ia mempekerjakan insinyur dan arsitek terbaik pada zamannya, menggunakan material berkualitas tinggi. Setelah pembangunan masjid selesai, ulama pada masa itu telah menjadikan Al-Qarawiyyin sebagai tempat pengajaran dan pendidikan. Madrasah ini kemudian berkembang pesat, menarik perhatian dunia Eropa pada abad pertengahan dan akhirnya berevolusi menjadi universitas.
Perkembangan Al-Qarawiyyin menjadi universitas terjadi secara bertahap, diperkirakan antara abad ke-10 dan ke-12. Catatan sejarah yang beragam memberikan gambaran tentang evolusi ini. Abdelhadi Tazi, sejarawan dan duta besar Maroko, mencatat pengajaran terawal di Al-Qarawiyyin terjadi pada tahun 1411. Sementara Mohammed Al-Manouni, sejarawan Maroko lainnya, menunjukkan adanya pendidikan tinggi formal di Al-Qarawiyyin pada periode 1040-1147. Dari berbagai catatan tersebut, para sejarawan sepakat bahwa Al-Qarawiyyin merupakan lembaga pendidikan tinggi pertama yang memiliki pusat debat ilmiah dan beasiswa.
Puncak kejayaan Al-Qarawiyyin sebagai pusat intelektualitas terjadi pada abad ke-13 dan ke-14. Pada masa ini, reputasinya menarik cendekiawan dari seluruh penjuru dunia, meliputi Asia Tengah, Asia Selatan, Levant, hingga Hijaz. Kurikulumnya pun sangat komprehensif, tidak hanya mencakup ilmu-ilmu keagamaan Islam, tetapi juga ilmu-ilmu umum seperti aljabar, astronomi, botani, kartografi dan geografi, tata bahasa, sejarah, sastra, logika, matematika, kedokteran, filsafat, fisika, dan berbagai bahasa asing termasuk Yunani dan Latin.
Perpustakaan Al-Qarawiyyin, yang dulunya menyimpan banyak sekali manuskrip dan buku, mengalami perubahan seiring perjalanan waktu. Pada abad ke-20, koleksinya berkurang menjadi sekitar 1.600 manuskrip dan 400 buku cetakan. Meskipun demikian, beberapa manuskrip berharga tetap tersimpan, seperti jilid-jilid Al-Muwatta karya Imam Malik ibn Anas, Al-Sirah al-Nabawiyyah karya Ibnu Ishaq, dan karya-karya Ibnu Khaldun.
Pada tahun 1947, Universitas Al-Qarawiyyin menjadi bagian dari sistem pendidikan negara. Setelah kemerdekaan Maroko pada tahun 1963, universitas ini secara resmi menjadi universitas negeri di bawah Kementerian Pendidikan. Perkembangan selanjutnya termasuk penambahan empat fakultas baru, adopsi kurikulum modern, dan pendirian perguruan tinggi untuk pendidikan guru. Setelah tahun 1975, universitas ini kembali menekankan kurikulum studi agama Islam, dan pada tahun 1988, pengajaran ilmu-ilmu Islam tradisional seperti hukum, teologi, dan yurisprudensi kembali diterapkan. Sebuah dekrit kerajaan pada Juni 2015 menetapkan Al-Qarawiyyin sebagai institusi publik untuk pendidikan tinggi dan penelitian ilmiah, dengan badan legislatif sendiri untuk memastikan kemandiriannya.
Hingga saat ini, Universitas Al-Qarawiyyin tetap berdiri kokoh di kompleks masjid yang didirikan oleh Fatima Al-Fihri berabad-abad lalu, menawarkan program studi yang relevan dengan zaman modern, seperti bahasa dan sastra Arab, studi Islam, serta budaya dan sejarah Maroko. Perjalanan panjang Al-Qarawiyyin merupakan bukti nyata kontribusi peradaban Islam terhadap dunia ilmu pengetahuan.