Puluhan Lansia di Blitar Keracunan Massal Usai Santap Kolak di Posyandu, Polisi Selidiki Kandungan Makanan

Gelombang keracunan massal melanda puluhan warga lanjut usia (lansia) di Dusun Sidorejo, Desa Sidomulyo, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, usai mengonsumsi hidangan kolak kacang hijau dalam kegiatan posyandu. Pihak kepolisian kini tengah menyelidiki penyebab pasti insiden yang mengakibatkan puluhan orang dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat.

Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Blitar telah bergerak cepat mengumpulkan sampel kolak kacang hijau yang diduga menjadi sumber keracunan. Sampel tersebut kemudian dikirimkan ke Laboratorium Forensik (Labfor) Polda Jawa Timur untuk dianalisis lebih lanjut. Langkah ini diambil untuk mengidentifikasi apakah terdapat kandungan zat berbahaya atau bakteri yang menyebabkan reaksi keracunan pada puluhan lansia tersebut.

Menurut keterangan Kepala Seksi Humas Polres Blitar, Ipda Putut Siswahyudi, penyelidikan difokuskan untuk mengungkap penyebab utama keracunan massal ini. Selain mengirimkan sampel kolak ke Labfor, pihak kepolisian juga telah meminta keterangan dari sejumlah saksi, termasuk pembuat kolak kacang hijau. Hasil uji laboratorium akan menjadi dasar pertimbangan penting bagi penyidik dalam menentukan langkah hukum selanjutnya.

Jumlah korban keracunan massal ini terus bertambah. Data terbaru menunjukkan antara 66 hingga 70 orang mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, dan diare setelah mengonsumsi kolak kacang hijau yang disajikan dalam kegiatan posyandu pada Sabtu (10/5/2025). Dari jumlah tersebut, puluhan lansia harus mendapatkan perawatan intensif di beberapa klinik kesehatan di Kecamatan Selorejo.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Christine Indrawati, menjelaskan bahwa sejak tahun 2024, pengelolaan posyandu telah beralih ke pemerintah desa. Dinas Kesehatan hanya bertanggung jawab menyediakan tenaga medis. Keputusan terkait pemberian makanan tambahan (PMT) bagi peserta posyandu sepenuhnya menjadi wewenang pemerintah desa masing-masing.

Menyusul kejadian keracunan ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar telah melakukan penelitian epidemiologis untuk mengidentifikasi penyebab keracunan. Sampel kolak juga sedang diuji di laboratorium untuk mengetahui kandungan yang mungkin berbahaya.

Insiden keracunan massal ini bermula ketika puluhan warga mengonsumsi kolak kacang hijau dan buah pisang yang dibagikan dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan di posyandu. Sehari setelahnya, puluhan warga mulai merasakan gejala keracunan seperti mual, muntah, dan diare. Sebagian besar korban adalah lansia yang kini masih menjalani perawatan di fasilitas kesehatan.

Berikut daftar korban yang dirawat di beberapa klinik kesehatan:

  • Klinik A: 10 orang
  • Klinik B: 12 orang
  • Klinik C: 7 orang