LPA Mataram Mengkhawatirkan Peningkatan Praktik Prostitusi Online di Kalangan Pelajar

Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Mataram baru-baru ini menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya laporan terkait praktik prostitusi online, atau yang dikenal dengan istilah open booking (open BO), yang melibatkan pelajar di wilayah Mataram.

Berdasarkan data yang dihimpun LPA, telah terdapat sejumlah kasus open BO yang melibatkan pelajar. Sebagian dari kasus tersebut saat ini sedang dalam proses penanganan oleh pihak kepolisian. Ketua LPA Mataram, Joko Jumadi, mengungkapkan bahwa permasalahan ini sangat kompleks dan seringkali berakar pada masalah keluarga.

Menurut Joko, fenomena open BO di kalangan pelajar memiliki perbedaan signifikan dibandingkan kasus serupa di masa lalu, seperti keterlibatan pelajar sebagai lady companion (LC) di tempat karaoke. Jika sebelumnya peran pelajar lebih terbatas pada menemani pengunjung, kini praktik prostitusi dilakukan secara terang-terangan.

Faktor ekonomi, khususnya tuntutan gaya hidup yang tidak seimbang dengan kondisi finansial, menjadi salah satu pemicu utama. Kurangnya pengawasan dari orang tua, terutama akibat perceraian atau penelantaran anak, juga berkontribusi terhadap masalah ini. Joko menyoroti kasus tragis di mana seorang kakak kandung tega menjual adiknya yang masih berusia 14 tahun, yang berujung pada kehamilan dan kelahiran.

Salah satu tantangan utama dalam menangani kasus open BO adalah sulitnya melacak aktivitas tersebut. Pelajar seringkali memanfaatkan jaringan pertemanan atau kelompok yang disebut "bestie" untuk melakukan transaksi. Meskipun beberapa kasus melibatkan aplikasi online, sebagian besar justru terjadi melalui lingkaran pertemanan yang eksklusif.

LPA Mataram saat ini tengah berupaya menangani masalah ini secara komprehensif, tidak hanya melalui penegakan hukum, tetapi juga dengan memutus mata rantai penyebabnya. Joko menekankan pentingnya menciptakan lingkungan keluarga yang aman dan suportif bagi anak-anak.

Kasus open BO di kalangan pelajar ini memerlukan perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sekolah, orang tua, dan masyarakat. Upaya pencegahan dan penanggulangan harus dilakukan secara bersama-sama untuk melindungi masa depan generasi muda.