Ratusan Siswa Bogor Diduga Keracunan Massal Akibat Program Makan Bergizi Gratis: Kontaminasi Bakteri Terkonfirmasi

Ratusan siswa di Kota Bogor mengalami keracunan massal setelah mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hasil uji laboratorium mengindikasikan adanya kontaminasi bakteri Salmonella dan E. coli pada makanan tersebut. Kejadian ini telah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Pemerintah Kota Bogor.

Konfirmasi penyebab keracunan ini disampaikan oleh Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, dalam konferensi pers. Ia menjelaskan bahwa bakteri tersebut ditemukan pada air, bahan baku, telur, dan sayuran yang digunakan dalam program MBG. Total korban keracunan mencapai 233 siswa dari tingkat TK hingga SMA. Dari jumlah tersebut, 45 orang dirawat inap, 49 orang menjalani rawat jalan, dan 129 siswa mengalami keluhan ringan.

Dadan Hindayana mengungkapkan keprihatinannya atas insiden ini dan menekankan pentingnya penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat dalam penyediaan makanan bergizi. BGN menargetkan nol insiden keracunan dalam program-programnya, sehingga kejadian di Bogor ini menjadi evaluasi penting untuk perbaikan sistem.

Diduga reaksi terhadap makanan yang terkontaminasi berjalan lambat, dengan siswa mengonsumsi makanan pada hari Selasa, namun gejala baru muncul pada hari Rabu. Peningkatan jumlah siswa yang mengeluh justru terjadi pada hari Kamis dan Jumat, menyebabkan keterlambatan penanganan awal. Dinas Kesehatan Kota Bogor akhirnya turun tangan dan menetapkan status KLB setelah melihat peningkatan signifikan jumlah korban.

Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim, mengimbau siswa yang terdampak keracunan untuk segera mendapatkan perawatan medis di rumah sakit. Pemerintah Kota Bogor telah menetapkan status KLB untuk memastikan semua korban mendapatkan penanganan yang memadai.

Salah satu Satuan Pelayanan Pemberian Gizi (SPPG), yaitu Bosowa Bina Insani, yang menjadi proyek percontohan karena fasilitasnya yang besar, bersih, dan layanan pengiriman yang mudah, telah dihentikan sementara. Dadan menjelaskan bahwa inspeksi telah dilakukan dan SPPG tersebut diminta untuk meningkatkan aspek higienis, meskipun telah dianggap sebagai salah satu kantin terbaik di Bogor. SPPG Bosowa Bina Insani telah beroperasi sejak Januari 2025 dan sebelumnya tidak pernah mengalami masalah. Penghentian layanan akan berlangsung hingga SPPG memenuhi standar kebersihan yang ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional.

BGN akan terus memantau situasi dan memberikan laporan berkala. Langkah-langkah perbaikan akan diambil untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang dan memastikan keamanan program Makan Bergizi Gratis di seluruh Indonesia.