Habib Usman: Target 30 Juz Al-Qur'an dan Strategi Pendidikan Anak yang Holistik

Habib Usman: Target 30 Juz Al-Qur'an dan Strategi Pendidikan Anak yang Holistik

Habib Usman bin Yahya, suami Kartika Putri, mengungkapkan ambisinya yang mulia: mengarahkan anak-anaknya, termasuk putrinya Khalisa yang masih belia, untuk menghafal seluruh 30 juz Al-Qur'an. Harapan tersebut disampaikan dengan penuh keyakinan saat ditemui di Studio Trans TV, Jakarta Selatan, Sabtu (8/3/2025). "Targetnya insyaallah hafal 30 juz," ujarnya, "Mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan. Doakan kami semua." Cita-cita luhur ini bukan sekadar harapan, melainkan sebuah komitmen yang diiringi dengan strategi pendidikan yang terencana dan holistik.

Dalam wawancara tersebut, Habib Usman memaparkan metode pembelajaran yang diterapkan pada anak-anaknya. Khalisa, misalnya, mengikuti dua les setiap hari, yang difokuskan pada pengajian dan hafalan Al-Qur'an. "Khalisa lesnya dua, untuk ngaji dan hafalan. Berbeda dengan les bahasa Inggrisnya. Jadi di rumah, setiap hari dia mengikuti 1-3 kali les, belum termasuk sekolahnya," jelasnya. Dedikasi waktu dan sumber daya yang signifikan ini mencerminkan keseriusan Habib Usman dalam mewujudkan impiannya tersebut. Lebih dari itu, Habib Usman menekankan pentingnya peran orangtua dalam mendukung proses pembelajaran anak, serta tidak ragu untuk melibatkan guru agama atau guru ngaji profesional.

Ia menjelaskan, "Seringkali anak-anak lebih mudah menerima ajaran dari orang lain daripada orang tua langsung. Oleh karena itu, penting untuk memanggil guru ngaji, atau mendaftarkan anak ke tempat ngaji lainnya. Antarkan mereka, dukung proses belajar mereka. Insyaallah, dengan interaksi yang baik, proses menghafal Al-Qur'an akan lebih efektif." Hal ini menunjukan pendekatan yang bijaksana dan realistis, mengenali pentingnya dukungan eksternal dalam mendidik anak.

Habib Usman juga menyinggung perbedaan pendekatan pendidikan antara anak perempuan dan laki-laki. "Pendidikan anak perempuan dan laki-laki berbeda. Anak perempuan didikannya lebih halus, lebih pelan, lebih tenang, dan lebih manja. Sedangkan anak laki-laki membutuhkan pendekatan yang lebih tegas karena mereka akan menjadi pemimpin kelak." Ia menambahkan bahwa pendidikan bagi perempuan sangat penting karena perannya sebagai istri dan ibu. "Perempuan perlu dimanja karena kelak dia akan menjadi seorang istri, seorang ratu. Berbuat baiklah terhadap istrimu agar ia dimuliakan dan disayangi." Penekanan pada peran perempuan ini memperkaya wacana pendidikan anak dalam konteks keluarga Islam.

Kesimpulannya, Habib Usman tidak hanya menetapkan target hafalan Al-Qur'an yang tinggi bagi anak-anaknya, tetapi juga menyajikan strategi pendidikan yang komprehensif, melibatkan peran orang tua, guru, dan mempertimbangkan perbedaan gender dalam proses pembelajaran. Komitmen dan pendekatan holistik ini menjadi contoh inspiratif bagi para orang tua dalam mendidik anak-anak mereka, khususnya dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan.