Wall Street Bergejolak: Optimisme Perdagangan AS-China Hantui Pasar
Bursa saham Amerika Serikat menunjukkan kinerja beragam pada penutupan perdagangan hari Rabu (14/5/2025), dengan sentimen kesepakatan dagang antara Amerika Serikat dan China terus mewarnai pergerakan pasar.
Indeks S&P 500 mencatatkan kenaikan tipis, sebesar 0,10 persen, dan ditutup pada level 5.892,58. Kenaikan ini memperpanjang reli yang terjadi di awal pekan, yang berhasil membawa indeks ini kembali ke zona positif sepanjang tahun. Sementara itu, indeks Nasdaq Composite mengungguli dengan kenaikan yang lebih signifikan, mencapai 0,72 persen dan berakhir pada level 19.146,81.
Berbeda dengan kedua indeks tersebut, Dow Jones Industrial Average justru mengalami penurunan sebesar 89,37 poin atau 0,21 persen, sehingga ditutup pada level 42.051,06.
Sektor teknologi menjadi bintang pada perdagangan hari Rabu. Saham Nvidia melonjak lebih dari 4 persen setelah pengumuman bahwa perusahaan tersebut akan mengirimkan 18.000 chip kecerdasan buatan (AI) canggihnya ke Arab Saudi. Sentimen positif ini juga menular ke saham perusahaan chip lainnya, AMD, yang naik lebih dari 4 persen setelah mengumumkan program pembelian kembali saham (buyback) senilai 6 miliar dolar AS.
Secara keseluruhan, kinerja mingguan Wall Street menunjukkan tren positif. Indeks S&P 500 dan Dow Jones masing-masing naik lebih dari 4 persen dan hampir 2 persen. Indeks Nasdaq bahkan mencatat kenaikan yang lebih tinggi, yaitu lebih dari 6 persen.
Kenaikan pada minggu ini berhasil membawa indeks S&P 500 kembali ke wilayah positif untuk tahun ini. Sebelumnya, indeks ini sempat terpuruk lebih dari 20 persen di bawah rekor tertingginya yang tercatat pada bulan Februari.
Sejak mencapai titik terendah intraday pada tanggal 7 April, indeks acuan ini telah melonjak lebih dari 21 persen. Kebangkitan ini mencerminkan peningkatan selera risiko di kalangan investor, yang didorong oleh harapan akan kesepakatan dagang antara AS dan China.
Sentimen pasar positif dipicu oleh langkah kedua negara untuk memangkas tarif sementara terhadap berbagai macam barang. Amerika Serikat mengurangi bea masuk terhadap barang-barang dari China menjadi 30 persen di awal minggu ini. Sebagai respons, Beijing juga menurunkan pungutannya sendiri menjadi 10 persen terhadap impor dari AS.
Sebelumnya, pada bulan April, kedua negara sempat saling mengancam untuk mengenakan tarif yang sangat tinggi, bahkan di atas 100 persen.
Kesepakatan sementara antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia ini telah memicu harapan di kalangan investor bahwa kesepahaman ini akan membuka jalan bagi perjanjian perdagangan yang lebih komprehensif dan konkret. Namun, penting untuk dicatat bahwa China dan AS belum mencapai kesepakatan mengenai persyaratan spesifik untuk perjanjian tersebut. Selain itu, pernyataan dari mantan presiden AS, Donald Trump, yang menyebutkan bahwa kesepakatan akhir tidak akan tercapai dalam waktu dekat, menambah ketidakpastian di pasar.