Gelombang PHK Melanda Perusahaan Teknologi dan Ritel Global: Google, Panasonic, Microsoft, dan Burberry Umumkan Pemangkasan

Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) terus menghantam berbagai sektor industri di seluruh dunia, dari teknologi hingga ritel. Sejumlah perusahaan raksasa global, termasuk Google, Panasonic, Microsoft, dan Burberry, mengumumkan rencana pemangkasan tenaga kerja dalam skala besar.

Gelombang PHK di Sektor Teknologi

  • Google: Raksasa teknologi ini dilaporkan telah memberhentikan sekitar 200 karyawan di unit bisnis global yang bertanggung jawab atas penjualan dan kemitraan. Langkah ini merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mengalihkan fokus investasi ke pusat data dan pengembangan kecerdasan buatan (AI). Prioritisasi pada AI ini menyebabkan pengurangan investasi di area lain. Selain itu, dilaporkan bahwa ratusan karyawan di unit platform dan perangkat, yang mencakup Android, Pixel, dan Chrome, juga telah terkena dampak PHK.

  • Microsoft: Perusahaan perangkat lunak ini berencana untuk mengurangi jumlah karyawannya sebesar 3% di seluruh tingkatan, tim, dan wilayah. Dengan jumlah karyawan sekitar 228.000 orang, pemangkasan ini diperkirakan akan berdampak pada sekitar 6.000 pekerja. PHK ini terjadi setelah Microsoft mencatatkan kinerja keuangan yang kuat, terutama pertumbuhan bisnis cloud computing Azure. Langkah ini menunjukkan bahwa efisiensi operasional menjadi prioritas utama, meskipun perusahaan sedang mengalami pertumbuhan.

  • Panasonic: Konglomerat elektronik asal Jepang ini mengumumkan rencana untuk memberhentikan 10.000 karyawan secara bertahap. Separuh dari PHK ini akan dilakukan di Jepang, dan separuhnya lagi di luar negeri. Pemangkasan ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan efisiensi dan profitabilitas jangka panjang melalui konsolidasi operasional, penutupan bisnis tertentu, dan program pensiun dini.

Sektor Ritel Juga Terdampak

  • Burberry: Merek fesyen mewah asal Inggris ini mengumumkan rencana untuk memangkas sekitar 1.700 karyawan secara global selama dua tahun ke depan. Langkah ini diambil sebagai upaya untuk mengurangi biaya operasional setelah perusahaan mengalami kerugian operasional yang signifikan pada kuartal pertama tahun ini. Penurunan laba yang drastis dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mendorong perusahaan untuk melakukan restrukturisasi.

Fenomena PHK massal ini mencerminkan perubahan lanskap ekonomi global dan persaingan yang semakin ketat di berbagai industri. Perusahaan-perusahaan berusaha untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, dan beradaptasi dengan perubahan pasar. Dampak dari PHK ini dirasakan oleh ribuan pekerja dan keluarga mereka, serta menimbulkan pertanyaan tentang masa depan pekerjaan dan stabilitas ekonomi.