Polemik Wisuda SMK Bercorak Perguruan Tinggi di Purwokerto: Penggunaan Istilah 'Senat Terbuka' Disorot Akademisi
Prosesi wisuda siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Citra Bangsa Mandiri (CBM) Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah, menuai perhatian dan perdebatan di kalangan masyarakat. Pasalnya, upacara kelulusan tersebut dinilai terlampau mirip dengan wisuda yang lazim diadakan di perguruan tinggi. Kemiripan ini memicu diskusi mengenai relevansi dan esensi dari pelaksanaan wisuda di tingkat pendidikan menengah.
Guru Besar Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Saifuddin Zuhri Purwokerto, Prof. Dr. Fauzi, memberikan tanggapannya terkait fenomena ini. Menurutnya, wisuda sebagai seremoni pelantikan siswa yang telah menyelesaikan masa studinya sah-sah saja diselenggarakan oleh lembaga pendidikan manapun. Namun, ia menyoroti penggunaan istilah "sidang senat terbuka" dalam prosesi wisuda SMK CBM yang menjadi viral di media sosial. Fauzi mempertanyakan keberadaan senat akademik di tingkat SMK, mengingat senat merupakan lembaga normatif yang memiliki kewenangan untuk menggelar sidang terbuka.
"Apakah betul di SMK itu ada senat akademik? Karena istilah senat adalah lembaga normatif yang memiliki kewenangan menggelar sidang senat terbuka," ujar Fauzi. Ia juga mempertanyakan penggunaan atribut wisuda yang menyerupai atribut yang digunakan di perguruan tinggi. Fauzi menambahkan, tradisi wisuda berasal dari universitas klasik di Inggris. Wisuda di sana menggunakan toga dan jubah yang berasal dari pengaruh budaya Italia. Namun, penggunaan atribut pada beberapa perguruan tinggi di Indonesia juga mengalami perubahan disesuaikan dengan kesepakatan lembaga masing-masing.
Fauzi menjelaskan bahwa esensi dari sebuah prosesi kelulusan bukan hanya sekadar acara seremonial, melainkan juga kualitas lulusan yang dihasilkan. Ia menekankan pentingnya mempersiapkan siswa untuk kehidupan pasca-studi, baik dalam hal mental maupun kesiapan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja. Lebih lanjut, Fauzi menuturkan bahwa hal terpenting adalah mempromosikan kehidupan pascastudi, membangun kesiapan mental, dan mempersiapkan studi lanjut atau dunia kerja.
Sebelumnya, video prosesi wisuda SMK CBM Purwokerto menjadi viral di media sosial, memicu kontroversi karena kemiripannya dengan wisuda perguruan tinggi. Selain itu, para guru juga mengenakan toga dan atribut lengkap layaknya wisuda di perguruan tinggi. Wisuda tersebut diikuti oleh 326 siswa kelas 3 dan dilaksanakan di gedung serbaguna milik sekolah.
Berikut poin-poin sorotan terkait polemik wisuda SMK bercorak perguruan tinggi ini:
- Kemiripan Prosesi: Upacara wisuda SMK CBM dinilai terlalu mirip dengan wisuda perguruan tinggi, termasuk penggunaan istilah "sidang senat terbuka".
- Keberadaan Senat Akademik: Muncul pertanyaan mengenai keberadaan senat akademik di tingkat SMK, mengingat senat memiliki kewenangan menggelar sidang terbuka.
- Penggunaan Atribut: Penggunaan atribut wisuda yang menyerupai atribut perguruan tinggi juga menjadi sorotan.
- Esensi Wisuda: Akademisi menekankan bahwa esensi wisuda bukan hanya sekadar seremonial, melainkan juga kualitas lulusan dan kesiapan mereka untuk kehidupan pasca-studi.