Harga Daun Teh Matcha di Jepang Melonjak Akibat Permintaan Global yang Tinggi

Demam matcha yang melanda dunia telah membawa dampak signifikan bagi produsen teh di Jepang. Permintaan global yang terus meningkat untuk bubuk teh hijau ini telah mendorong harga daun teh tencha, bahan baku utama matcha, ke level tertinggi sepanjang sejarah.

Dalam lelang perdana tahun ini yang diselenggarakan di pusat distribusi teh Uji milik JA Zen-Noh Kyoto pada tanggal 9 Mei, harga rata-rata tencha mencapai 8.235 yen per kilogram. Angka ini melampaui rekor sebelumnya yang tercatat pada tahun 2016, yaitu 4.862 yen, dengan selisih yang cukup signifikan, mencapai peningkatan sebesar 69,4 persen.

Menurut laporan The Asahi Shimbun, tingginya harga tencha ini disebabkan oleh kombinasi dua faktor utama, yaitu permintaan yang kuat dari pasar internasional dan pasokan yang terbatas akibat pertumbuhan daun teh yang melambat. Popularitas matcha terus meroket dalam beberapa tahun terakhir, tidak hanya di kalangan konsumen domestik Jepang, tetapi juga di kalangan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Negeri Sakura. Matcha kini banyak digunakan dalam berbagai kreasi kuliner, mulai dari latte hingga makanan manis, yang semakin memperluas jangkauan pasarnya.

Seorang pedagang grosir teh bahkan mengibaratkan lonjakan permintaan matcha saat ini dengan fenomena yang terjadi pada tahun 1996 ketika Haagen-Dazs meluncurkan es krim rasa teh hijau. "Di distrik Uji, persediaan matcha kami menipis dan pelanggan harus menunggu pengiriman baru," ujarnya menggambarkan betapa tingginya permintaan saat ini.

Data dari Bloomberg menunjukkan bahwa nilai ekspor teh hijau Jepang, termasuk matcha, mencapai rekor tertinggi sebesar 36,4 miliar yen pada tahun 2024, meningkat 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kunjungan wisatawan ke Jepang juga mengalami peningkatan signifikan, mencapai 37 juta orang pada tahun 2024, naik 47 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini turut berkontribusi pada meningkatnya permintaan matcha.

Marukyu Koyamaen Co., produsen teh terkemuka di Kyoto, mengalami lonjakan permintaan bubuk matcha yang begitu besar hingga terpaksa memberlakukan pembatasan pembelian pada Oktober 2024. Perusahaan tersebut mengakui bahwa popularitas matcha mereka meroket berkat promosi dari para influencer di TikTok yang menggunakan produk mereka untuk membuat matcha latte. Hal ini memungkinkan merek mereka menyebar secara luas dan menjangkau audiens yang lebih besar di media sosial.

Sebagai respons terhadap meningkatnya biaya produksi, Marukyu Koyamaen Co. juga menaikkan harga berbagai produk matcha mereka pada bulan Oktober. Fenomena ini menunjukkan bahwa industri teh matcha di Jepang sedang menghadapi tantangan sekaligus peluang di tengah meningkatnya permintaan global. Produsen teh harus beradaptasi dengan perubahan pasar dan memastikan pasokan yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan konsumen di seluruh dunia.

Berikut adalah faktor-faktor yang menyebabkan harga matcha naik:

  • Permintaan global yang tinggi
  • Pertumbuhan daun teh yang lambat
  • Biaya produksi meningkat

Berikut adalah beberapa produk yang menggunakan matcha:

  • Matcha latte
  • Es krim
  • Makanan manis