Kremlin Utus Delegasi Tanpa Putin dalam Perundingan Krusial Rusia-Ukraina di Turki
Perundingan antara Rusia dan Ukraina yang dijadwalkan berlangsung di Turki hari ini, Kamis (15/5/2025), akan digelar tanpa kehadiran Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ketidakhadiran Putin dalam perundingan yang menjadi kontak langsung pertama antara kedua negara dalam lebih dari tiga tahun terakhir ini, menimbulkan spekulasi mengenai komitmen Rusia terhadap penyelesaian konflik.
Kremlin telah merilis daftar delegasi Rusia yang akan menghadiri perundingan tersebut. Namun, nama Putin tidak tercantum dalam daftar tersebut. Selain Putin, nama-nama penting lainnya seperti Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, dan staf kebijakan luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov, yang sebelumnya disebut-sebut sebagai negosiator utama, juga tidak ada dalam daftar delegasi.
Sebagai gantinya, Rusia menunjuk Vladimir Medinsky, seorang ajudan garis keras Putin dan mantan menteri kebudayaan, untuk memimpin delegasi. Medinsky sebelumnya terlibat dalam negosiasi antara Rusia dan Ukraina pada tahun 2022. Penunjukan Medinsky, yang dikenal memiliki pandangan yang sejalan dengan kebijakan Kremlin, mengindikasikan bahwa Rusia mungkin akan mengambil pendekatan yang lebih keras dalam perundingan.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, sebelumnya telah menyatakan keinginannya untuk berunding langsung dengan Putin. Zelenskyy bahkan mengatakan bahwa ketidakhadiran Putin dalam perundingan akan menjadi sinyal yang jelas bahwa ia tidak benar-benar tertarik pada perdamaian. Zelenskyy menegaskan bahwa ia hanya akan mempertimbangkan perundingan dengan Putin secara langsung, karena ia percaya bahwa semua keputusan penting di Rusia bergantung pada Putin.
Zelenskyy mengungkapkan bahwa ia akan berangkat ke Turki setelah menerima desakan dari Presiden AS Donald Trump untuk bertemu dengan Putin. Sebelumnya, Putin telah mengusulkan perundingan langsung sebagai tanggapan atas ultimatum gencatan senjata atau sanksi yang diberikan oleh sekutu Ukraina kepada Moskow. Ketegasan Zelenskyy untuk hanya berunding dengan Putin mencerminkan keyakinannya bahwa hanya melalui pembicaraan langsung dengan pemimpin Rusia tersebut, perang dapat diakhiri.
Perkembangan ini menambah ketidakpastian terhadap hasil perundingan di Turki. Ketidakhadiran Putin dan penunjukan Medinsky sebagai ketua delegasi Rusia menimbulkan pertanyaan mengenai keseriusan Rusia dalam mencari solusi damai. Sementara itu, Zelenskyy tetap bersikukuh untuk bertemu langsung dengan Putin, menunjukkan bahwa ia melihat perundingan tatap muka sebagai satu-satunya cara untuk mencapai kesepakatan yang berarti.
Berikut poin penting yang perlu diperhatikan:
- Ketidakhadiran Putin: Presiden Rusia tidak akan menghadiri perundingan di Turki.
- Delegasi Rusia: Dipimpin oleh Vladimir Medinsky, bukan Sergei Lavrov atau Yuri Ushakov.
- Tuntutan Zelenskyy: Hanya ingin berunding langsung dengan Putin.
- Posisi Ukraina: Menganggap perundingan dengan Putin sebagai kunci perdamaian.
- Desakan Trump: Presiden AS mendesak Zelenskyy untuk bertemu Putin.
- Ultimatum Sekutu: Gencatan senjata atau sanksi yang diberikan kepada Moskow.