Borobudur Ternoda: Wamenpar Tekankan Pentingnya Kesadaran Wisata untuk Pelestarian Warisan Budaya

Borobudur Tercoreng, Kesadaran Wisata Jadi Sorotan Utama

Candi Borobudur, sebagai salah satu warisan budaya Indonesia yang diakui dunia, baru-baru ini menjadi sorotan akibat perilaku wisatawan yang kurang bertanggung jawab. Ditemukan ribuan bekas permen karet menempel di permukaan candi, sebuah fakta yang memprihatinkan dan memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa.

Ni Luh Puspa menekankan pentingnya kesadaran wisata bagi seluruh pihak, tidak hanya pelaku industri pariwisata tetapi juga masyarakat luas. Kesadaran ini diharapkan dapat mendorong rasa tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan destinasi wisata, terutama situs-situs bersejarah dan budaya seperti Borobudur. Ia menyatakan bahwa menjaga kelestarian destinasi wisata tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak saja, melainkan membutuhkan kerjasama dari semua elemen masyarakat.

"Jika kita ingin destinasi kita tetap indah dan lestari, maka kita semua harus memiliki kesadaran wisata yang tinggi," ujarnya.

Upaya Pemerintah dalam Menjaga Warisan Budaya

Pemerintah sendiri telah mengambil langkah-langkah konkret untuk menjaga dan memulihkan destinasi wisata melalui program Gerakan Wisata Bersih (GWB). Program ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing destinasi pariwisata dengan menciptakan lingkungan yang bersih, aman, dan sehat bagi wisatawan.

"Gerakan Wisata Bersih adalah salah satu cara untuk mengaktifkan kembali basis komunitas dalam menjaga destinasi wisata," jelas Ni Luh.

Selain itu, pemerintah juga melakukan pembatasan jumlah kunjungan wisatawan ke Candi Borobudur, yaitu maksimal 1.200 orang per hari. Langkah ini diambil untuk mengurangi tekanan dan gesekan pada struktur candi, serta menjaga kelestariannya dalam jangka panjang. Mengingat status Borobudur sebagai situs warisan dunia yang diawasi oleh UNESCO, kelestariannya menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah Indonesia dan komunitas internasional.

Kesadaran Wisata: Kunci Keberlanjutan Pariwisata

Insiden permen karet di Borobudur menjadi pengingat akan pentingnya kesadaran wisata. Wisatawan diharapkan tidak hanya menikmati keindahan destinasi, tetapi juga menghormati dan menjaga kelestariannya. Tindakan sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan, tidak merusak fasilitas umum, dan menghormati adat istiadat setempat dapat memberikan kontribusi besar dalam menjaga keberlanjutan pariwisata Indonesia.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait kesadaran wisata:

  • Menghargai warisan budaya dan sejarah
  • Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan
  • Menghormati adat istiadat dan budaya lokal
  • Mendukung ekonomi lokal dengan membeli produk dan jasa lokal
  • Berkontribusi positif terhadap masyarakat setempat

Dengan meningkatkan kesadaran wisata, diharapkan kejadian serupa di Borobudur tidak terulang kembali. Kesadaran ini akan menjadi kunci keberlanjutan pariwisata Indonesia, sehingga generasi mendatang dapat terus menikmati keindahan dan kekayaan budaya bangsa.