Pedagang Pasar Kramat Jati Keluhkan Pungutan Liar oleh Oknum Ormas

Jakarta Timur – Para Pedagang Kaki Lima (PKL) di kawasan Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, mengungkapkan keresahan mereka terkait praktik pungutan liar (pungli) yang diduga dilakukan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan organisasi masyarakat (ormas). Pungutan ini, menurut pengakuan para pedagang, mencapai angka Rp 1 juta setiap bulannya.

Amah (36), seorang PKL yang berjualan di Pasar Induk Kramat Jati, menuturkan bahwa selain pungutan bulanan, para pedagang juga diwajibkan membayar iuran harian kepada kelompok tersebut. "Untuk pembayaran bulanan tidak ada tanggal pasti, tergantung kapan kita mulai berjualan. Misalnya, jika kita mulai berjualan tanggal 7, maka bulan berikutnya kita membayar di tanggal yang sama," jelas Amah.

Iuran harian ditarik setiap malam saat para PKL mulai menggelar dagangannya. Praktik ini, menurut Amah, sudah berlangsung cukup lama dan melibatkan ratusan pedagang. "Setiap malam, ada orang dari mereka yang datang mengumpulkan iuran saat kita membuka lapak, sekitar jam 7 malam. Mereka menyebutnya 'cukai', seperti cukai rokok," ungkapnya.

Para PKL mengaku keberatan dengan adanya pungutan ini. Namun, mereka merasa terpaksa membayar karena kelompok tersebut memberikan "perlindungan" agar mereka dapat berjualan dengan aman. Selain itu, mahalnya biaya sewa kios resmi di Pasar Induk Kramat Jati menjadi alasan lain mengapa para PKL memilih untuk membayar pungli.

"Sewa kios resmi itu dibayar tahunan, bukan bulanan. Bagi PKL dengan modal terbatas, tentu sulit untuk membayar sewa sekaligus untuk beberapa tahun," kata Amah.

Pihak kepolisian, dalam hal ini Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya, AKBP Resa Fiardi, menyatakan akan menindaklanjuti informasi mengenai dugaan pungli ini. "Terima kasih atas informasinya, kami akan melakukan pendalaman," ujarnya.

Berikut adalah point penting yang berhasil dirangkum dari berita ini:

  • PKL Pasar Induk Kramat Jati mengeluhkan pungutan liar oleh oknum ormas.
  • Pungutan mencapai Rp 1 juta per bulan ditambah iuran harian.
  • PKL terpaksa membayar karena alasan keamanan dan mahalnya sewa kios.
  • Polisi akan melakukan penyelidikan terkait dugaan pungli ini.