Konflik Sudan: Serangan Paramiliter Tewaskan Sembilan Warga Sipil di El-Obeid
Konflik Sudan: Serangan Paramiliter Tewaskan Sembilan Warga Sipil di El-Obeid
Kota El-Obeid, ibu kota negara bagian Kordofan Utara, Sudan, kembali menjadi saksi bisu dari brutalitas konflik yang berkepanjangan. Sebuah serangan yang dilancarkan oleh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter pada Minggu (9/3/2025) telah mengakibatkan sembilan warga sipil tewas dan 21 lainnya mengalami luka-luka. Kejadian ini merupakan eskalasi terbaru dari pertempuran sengit antara RSF dan angkatan bersenjata Sudan yang telah berlangsung sejak April 2023.
Sumber dari rumah sakit setempat, yang meminta kerahasiaan identitasnya demi keselamatan, mengungkapkan kepada kantor berita AFP bahwa serangan tersebut mengakibatkan 23 warga sipil terluka. Dua korban meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya, sehingga total korban jiwa menjadi sembilan orang. Kesaksian para saksi mata menggambarkan serangan brutal yang melibatkan pemboman besar-besaran. Salah satu peluru bahkan menghantam sebuah bus umum yang tengah membawa penumpang, memperlihatkan betapa acak dan membahayakan serangan tersebut. Peristiwa ini merupakan serangan ketiga berturut-turut yang terjadi di wilayah utara dan timur Sudan dalam kurun waktu yang relatif singkat.
Serangan ini terjadi setelah tentara Sudan berhasil menghentikan pengepungan RSF di El-Obeid yang berlangsung hampir dua tahun. El-Obeid sendiri memiliki posisi strategis sebagai persimpangan penting yang menghubungkan ibu kota Khartoum dengan wilayah barat, Darfur. Dinamika konflik menunjukkan pergeseran wilayah kekuasaan. RSF dilaporkan telah menguasai hampir seluruh Darfur, sementara tentara Sudan mengontrol wilayah utara dan timur. Baru-baru ini, tentara berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah Khartoum dan Sudan tengah. Namun, serangan di El-Obeid mengindikasikan bahwa RSF masih memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan ofensif yang signifikan.
Konflik yang melibatkan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, kepala angkatan bersenjata Sudan, dan mantan wakilnya, komandan RSF Mohamed Hamdan Daglo, telah menimbulkan krisis kemanusiaan yang mengerikan. Perang ini telah menelan puluhan ribu nyawa, memaksa lebih dari 12 juta orang mengungsi, dan menciptakan krisis kelaparan serta pengungsian terbesar di dunia. Situasi ini menuntut perhatian internasional yang mendesak untuk mengakhiri kekerasan dan memberikan bantuan kemanusiaan yang diperlukan bagi penduduk Sudan yang menderita.
-
Kronologi Serangan:
- Minggu, 9 Maret 2025: RSF melancarkan serangan di El-Obeid.
- Serangan melibatkan pemboman dan penembakan.
- Sebuah bus umum menjadi sasaran serangan.
- 9 warga sipil tewas dan 21 lainnya luka-luka.
- Serangan ini merupakan serangan ketiga berturut-turut di wilayah utara dan timur Sudan.
-
Akibat Konflik:
- Puluhan ribu korban jiwa.
- Lebih dari 12 juta pengungsi.
- Krisis kelaparan dan pengungsian terbesar di dunia.
- Perebutan wilayah antara RSF dan tentara Sudan.
Situasi di Sudan terus memburuk, dan membutuhkan solusi damai yang segera untuk menghentikan penderitaan rakyat Sudan.