Lula da Silva Dorong Putin Bertemu Zelensky di Turki Guna Bahas Perdamaian
Presiden Brasil, Luiz Inacio Lula da Silva, meningkatkan upayanya untuk mewujudkan perundingan damai antara Rusia dan Ukraina. Dalam percakapan telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, Lula da Silva secara langsung mendesak Putin untuk menghadiri perundingan yang direncanakan berlangsung di Turki.
Inisiatif ini muncul di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap Putin untuk terlibat langsung dalam negosiasi guna mengakhiri konflik di Ukraina. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, sebelumnya menyatakan kesiapannya untuk hadir di Turki pada hari Kamis (15/5) dan menunggu kedatangan Putin. Bahkan, mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, juga memberikan sinyal akan turut serta dalam perundingan tersebut, dengan syarat Putin hadir secara langsung.
Lula da Silva, yang baru saja kembali dari kunjungan kenegaraan ke Moskow, menegaskan pentingnya perundingan ini untuk mencapai solusi damai. Kantor kepresidenan Brasil menyatakan bahwa Lula da Silva telah menyampaikan desakan kepada Putin untuk menghadiri perundingan tersebut. Desakan ini disampaikan dalam percakapan telepon antara kedua pemimpin pada hari Rabu (14/5).
Putin sendiri sebelumnya mengusulkan perundingan langsung antara Rusia dan Ukraina sebagai respons terhadap ultimatum dari Kyiv dan sekutu-sekutunya di Eropa. Ultimatum tersebut menuntut gencatan senjata penuh dan tanpa syarat selama 30 hari.
Zelensky telah menyatakan kepada wartawan bahwa dirinya akan berada di Ankara pada hari Kamis (15/5) untuk melakukan perundingan dengan Moskow. Ia juga akan bertemu dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dan bersama-sama menunggu kedatangan Putin.
Sementara itu, Trump, yang sedang berada di kawasan Teluk, menawarkan diri untuk terbang ke Turki demi menghadiri perundingan Ukraina-Rusia, asalkan Putin juga hadir secara langsung. Namun, Kremlin telah merilis daftar delegasi Rusia yang tidak mencantumkan nama Putin. Delegasi tersebut terdiri dari Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, staf kebijakan luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov, dan ajudan garis keras Putin, Vladimir Medinsky.
Berikut adalah poin-poin penting yang perlu diperhatikan terkait situasi ini:
- Lula da Silva mendesak Putin untuk menghadiri perundingan damai di Turki.
- Zelensky siap hadir dan menunggu Putin di Ankara.
- Trump menawarkan diri untuk hadir jika Putin juga hadir.
- Kremlin mengirimkan delegasi tanpa kehadiran Putin.
Perkembangan ini menunjukkan kompleksitas upaya mediasi dalam konflik Rusia-Ukraina. Kehadiran atau ketidakhadiran Putin dalam perundingan di Turki akan menjadi penentu penting bagi prospek perdamaian.