Gerard Depardieu Dinyatakan Bersalah dalam Kasus Kekerasan Seksual: Karier Sang Aktor di Ujung Tanduk

Pengadilan telah memutuskan bahwa aktor senior Prancis, Gerard Depardieu, bersalah atas dakwaan kekerasan seksual. Keputusan ini menjadi pukulan telak bagi aktor yang telah membintangi lebih dari 200 film sepanjang kariernya.

Kasus ini bermula dari tuduhan dua perempuan yang bekerja di lokasi syuting film Les Volets Verts (The Green Shutters). Amelie K, seorang dekorator set berusia 54 tahun, menjadi salah satu penggugat utama. Ia memberikan kesaksian yang memberatkan Depardieu, mengungkapkan detail perlakuan tidak senonoh dan komentar-komentar bernada seksual yang dilontarkan sang aktor selama proses produksi film. Amelie K mengaku merasa ketakutan, namun reaksinya justru disambut tawa oleh Depardieu.

Korban lainnya adalah seorang asisten sutradara berusia 34 tahun, yang juga mengalami kejadian serupa. Meskipun Depardieu terus menyangkal semua tuduhan, hakim Thierry Donard menyatakan bahwa aktor berusia 76 tahun itu "tidak memahami konsep persetujuan".

Sebagai konsekuensi dari vonis tersebut, Depardieu dijatuhi hukuman penjara bersyarat dan diwajibkan membayar denda sebesar USD 32.350 atau sekitar Rp 534 juta. Selain itu, namanya kini masuk dalam daftar pelaku kejahatan seksual. Meskipun tidak hadir saat pembacaan vonis, pengacara Depardieu menyatakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut.

Kasus ini telah menimbulkan dampak yang signifikan terhadap reputasi Gerard Depardieu. Media internasional seperti LA Times menyebut kasus ini sebagai titik balik dalam kariernya, mengubah citranya dari seorang legenda hidup menjadi simbol kontroversi. Lebih jauh, kasus ini memicu keberanian bagi korban-korban lain untuk berbicara. Aktris Charlotte Arnould, misalnya, secara terbuka menuduh Depardieu melakukan pemerkosaan terhadap dirinya. Selain Arnould, lebih dari selusin perempuan lainnya telah mengajukan tuduhan serupa terhadap sang aktor, meskipun tidak semuanya berujung pada tuntutan resmi.

Terlepas dari gelombang tuduhan dan tekanan publik, Depardieu tetap bersikukuh dengan pendiriannya. Dalam surat terbuka yang diterbitkan di Le Figaro tahun lalu, ia menyatakan dengan tegas, "Tidak pernah, sama sekali tidak pernah, saya melecehkan seorang perempuan."

Vonis bersalah ini tidak hanya menjadi pukulan bagi karier Depardieu, tetapi juga membuka diskusi yang lebih luas tentang isu kekerasan seksual dan penyalahgunaan kekuasaan di industri perfilman. Kasus ini menjadi pengingat bahwa tidak ada seorang pun, terlepas dari status atau popularitas mereka, yang kebal terhadap hukum dan konsekuensi dari tindakan mereka.