Kantor Desa Cipaat, Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, kini memiliki daya tarik baru yang mencuri perhatian publik. Sebuah patung rajawali raksasa berdiri megah di depan kantor desa, menjadi perbincangan hangat di media sosial dan menjadi ikon baru bagi wilayah tersebut.

Kusnadi, Kuwu Desa Cipaat, mengungkapkan bahwa ide pembuatan patung ini berawal dari inspirasi kesenian lokal yang berkembang pesat di Kecamatan Bongas, yakni seni Singa Depok. Rajawali, sebagai salah satu elemen penting dalam seni tersebut, mengilhami Kusnadi untuk menciptakan sebuah simbol yang monumental.

Proses pembuatan patung rajawali ini memakan waktu sekitar tiga bulan. Dengan bantuan Supandi, Kusnadi berhasil mewujudkan desainnya menjadi sebuah karya seni yang mengagumkan. Patung ini memiliki berat sekitar 20 ton, dengan lebar sayap mencapai 10 meter dan tinggi 7 meter. Dominasi warna cokelat pada tubuh rajawali, dipadu dengan detail paruh kuning dan bulu putih di bagian leher, semakin menonjolkan kegagahan burung tersebut. Cakar-cakarnya yang tajam menambah kesan kuat dan berwibawa.

"Bongas terkenal dengan kesenian depoknya. Dari situlah saya mendapatkan inspirasi," ujar Kusnadi.

Kusnadi menjelaskan bahwa biaya pembuatan patung ini mencapai sekitar Rp 180 juta. Dana tersebut berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2025 sekitar Rp 100 juta, dan sisanya merupakan dana pribadi Kusnadi. Hal ini menunjukkan komitmen dan kecintaan Kusnadi terhadap desa yang dipimpinnya.

Patung rajawali ini diharapkan dapat menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Desa Cipaat dan Kecamatan Bongas. Selain itu, diharapkan pula dapat menarik wisatawan dan meningkatkan potensi pariwisata di wilayah tersebut. Keberadaan patung ini bukan hanya sekadar hiasan, tetapi juga representasi dari kekayaan budaya dan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Indramayu.

Adapun spesifikasi patung Rajawali tersebut adalah:

• Berat: 20 Ton
• Lebar Sayap: 10 Meter
• Tinggi: 7 Meter