Final Destination: Bloodlines Taburi Penonton dengan Segudang Referensi Tersembunyi
Kembalinya teror dalam Final Destination: Bloodlines telah menyapa layar bioskop Indonesia sejak 14 Mei 2025. Bagi para penggemar setia franchise ini, film terbaru ini menjanjikan bukan hanya kengerian khas, tetapi juga serangkaian easter egg atau referensi tersembunyi yang akan memicu senyum nostalgia di tengah ketegangan.
Film ini menghadirkan berbagai elemen yang mengingatkan kita pada film-film Final Destination sebelumnya, bahkan sejak adegan-adegan pembuka. Mari kita telusuri beberapa easter egg menarik yang mungkin terlewatkan saat menonton.
Peringatan Spoiler! Pembahasan berikut mengandung bocoran cerita.
-
Flight 180: Ikon Maut dari Awal Tragedi
Dalam tiga film pertama Final Destination, tragedi penerbangan 180 (Flight 180) menjadi pusat perhatian dan terus menghantui para karakter utama. Kode penerbangan ini merujuk pada pesawat yang meledak di film pertama, sebuah kejadian yang memicu serangkaian peristiwa mengerikan.
Alex Browning, diperankan oleh Devon Sawa, mendapatkan penglihatan mengerikan tentang pesawat yang akan meledak sebelum lepas landas. Panik dan histeris, ia berusaha memperingatkan semua orang tentang malapetaka yang akan datang.
Clear Rivers, yang diperankan oleh Ali Larter, entah bagaimana mempercayai peringatan Alex di tengah kekacauan. Akibatnya, Alex, Clear, beberapa teman, dan seorang guru dikeluarkan dari pesawat sebelum lepas landas, menyelamatkan mereka dari ledakan maut.
Meskipun Flight 180 tidak secara langsung disebutkan atau dijadikan rujukan dalam Final Destination: Bloodlines, terdapat petunjuk halus yang mengarah pada tragedi tersebut. Saat Iris dan Erik mengunjungi gedung Sky View, mobil yang mereka gunakan memiliki plat nomor FL8 18E. Kombinasi huruf dan angka ini merupakan permainan kata yang cerdas, mengisyaratkan Flight 180. FL + 8 (eight) = Flight18 + E = One, Eight, E (180).
-
Rivers: Jejak Final Girl yang Tak Terlupakan
Setelah serangkaian kematian menimpa keluarganya, Stef berusaha meyakinkan orang-orang bahwa kematian sedang mengejar mereka. Dalam upaya mencari jawaban, anggota keluarga berkumpul dan mencoba mengingat informasi tentang William Bludworth (Tony Todd).
Darlene teringat bahwa JB bekerja di sebuah rumah sakit dan menyebutkan beberapa nama tempat dengan kata "Rivers" di belakangnya. Salah satu nama yang disebutkannya adalah Clear Rivers, final girl dari film pertama Final Destination yang kembali muncul di film kedua.
-
"Bisa Aja Mati Kepleset di Kamar Mandi!" Sindiran Ironis Kematian Konyol
Dalam usaha Stef untuk menghentikan kematian Bobby, terjadi perdebatan sengit tentang apakah Bobby harus ikut menemui JB atau tetap berada di rumah. Bobby bersikeras untuk ikut dan mengatakan, "Siapa bilang diam di rumah aku nggak akan mati? Bisa aja mati kepleset di kamar mandi!"
Dialog Bobby ini merupakan referensi langsung ke kematian sahabat Alex di film pertama, sebuah kematian konyol yang terjadi di tempat yang seharusnya aman.
-
"Ada Seribu Cara Mati di Rumah Sakit" Ironi di Tempat Penyembuhan
Stef dan keluarganya tiba di rumah sakit tempat JB bekerja. Meskipun rumah sakit seharusnya menjadi tempat yang aman dan penuh dengan dokter yang siap membantu, kecemasan tetap menghantui mereka.
"Ada seribu cara orang bisa mati di rumah sakit," kata Stef, menyiratkan bahwa kematian dapat mengintai di mana saja, bahkan di tempat yang seharusnya menyelamatkan nyawa.
-
Jumpscare Ketabrak Bus: Teror Klasik yang Kembali Menghantui
Adegan jumpscare ketabrak bus kembali hadir dalam Final Destination: Bloodlines. Beberapa adegan membuat penonton mengira salah satu karakter utama akan menjadi korban tabrak lari, tetapi hal itu tidak terjadi.
Jumpscare ini pertama kali muncul di film pertama, saat Alex berusaha menjelaskan teorinya kepada teman-temannya. Salah satu dari mereka terlalu terkejut hingga berjalan mundur dan tertabrak bus.
-
Batang Kayu: Trauma Millenial
Pernah melihat meme tentang truk yang membawa batang kayu dan tidak ada mobil yang berani mengikuti di belakangnya? Meme tersebut sering diberi keterangan, "Inilah yang dilakukan semua millennial setelah menonton Final Destination."
Beberapa adegan dalam Final Destination: Bloodlines menampilkan truk dengan batang kayu. Adegan terakhir mungkin menjadi adegan yang paling membekas di benak penonton.
-
Shot Jembatan: Penghormatan untuk Tragedi Ambruk
Saat Stef sedang menyetir, terdapat shot jembatan yang diambil dari sudut pandang burung (bird view). Shot ini seolah-olah ingin menunjukkan bentuk jembatan dan jalan raya di atas sungai secara utuh.
Jembatan besar yang ambruk menjadi cerita utama dalam film kelima Final Destination. Shot ini sepertinya dibuat sebagai homage atau penghormatan untuk film tersebut.
-
Lift Sky View: Mengenang Kematian Tragis di Ruang Sempit
Dalam Final Destination 2, terjadi kematian tragis di dalam lift. Rambut salah satu karakter tersangkut pada barang di dalam kardus yang dibawa oleh pengguna lift lainnya. Ia menyadari bahwa inilah gilirannya untuk mati dan panik.
Saat berusaha keluar, tubuhnya sudah berada di luar lift, tetapi kepalanya masih di dalam.
Adegan serupa juga muncul dalam penglihatan Iris saat gedung Sky View ambruk.
-
Teori Menghentikan Kematian: Mencurangi Takdir dengan Henti Jantung
Stef berusaha menghentikan kematian keluarganya dalam Final Destination: Bloodlines. Melalui informasi yang diperoleh dari JB, muncul teori bahwa ia dapat mencurangi kematian.
JB terus membahas kejadian dalam Final Destination 2, ketika Kimberly Corman berhasil mencurangi kematian dengan mengalami henti jantung dan kemudian dihidupkan kembali. Stef berusaha melakukan hal yang sama.
Adegannya pun mirip. Seperti Kimberly, Stef juga sempat tenggelam sebelum kehilangan kesadaran.
-
Rel Kereta: Kilas Balik Aksi Menantang Maut
Beberapa kali kereta uap dan rel ditampilkan dalam Final Destination: Bloodlines, memberikan easter egg untuk film pertama dan ketiga.
Dalam film pertama, terdapat adegan Alex dan teman-temannya menantang kematian di tengah rel kereta. Dalam film ketiga, Wendy mendapatkan penglihatan tentang kereta anjlok saat berada di kereta bawah tanah New York.