Polemik Penggunaan Sampah Plastik Sebagai Bahan Bakar Pabrik Tahu Mencuat, BPOM Turun Tangan
Penggunaan sampah plastik sebagai bahan bakar dalam proses produksi tahu di sebuah pabrik di Surabaya, Jawa Timur, menjadi sorotan tajam setelah video yang diunggah oleh seorang YouTuber asal Australia viral di media sosial. Video tersebut memicu reaksi dari berbagai pihak, termasuk anggota Komisi IX DPR RI yang kemudian mendesak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk segera melakukan investigasi mendalam.
Kontroversi ini bermula ketika Andrew Fraser, seorang YouTuber asal Australia, mengunggah sebuah video berjudul "Indonesia TOXIC TOFU Timebomb: Poisoning Millions Daily" pada tanggal 25 April 2025. Dalam video tersebut, Fraser mendokumentasikan proses pembuatan tahu di sebuah pabrik di Surabaya yang menggunakan sampah plastik sebagai bahan bakar. Video ini dengan cepat menyebar dan telah ditonton lebih dari 2,6 juta kali, menarik perhatian publik internasional.
Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PAN, Surya Utama (Uya Kuya), menyatakan keprihatinannya atas video viral tersebut. Ia menyoroti ironi bahwa sampah plastik, bahkan diimpor dari luar negeri, digunakan sebagai bahan bakar dalam produksi tahu. Menurutnya, praktik ini tidak hanya menghasilkan produk yang berpotensi tidak sehat, tetapi juga mencemari lingkungan sekitar pabrik.
Charles Honoris, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi PDIP, juga mendesak BPOM untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap pabrik-pabrik tahu di seluruh Indonesia, tidak hanya di Surabaya. Ia menunjuk Kopti di Jakarta sebagai salah satu tempat yang perlu diperiksa, mengingat kemiripan proses produksinya dengan pabrik tahu di Surabaya. Honoris menekankan pentingnya penindakan tegas terhadap pabrik-pabrik yang terbukti melanggar aturan.
Menanggapi polemik ini, Kepala BPOM Taruna Ikrar menjelaskan bahwa isu penggunaan sampah sebagai bahan bakar pabrik tahu sebenarnya telah muncul sejak tahun 2019. BPOM telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah Surabaya dan melakukan tindakan melalui BPOM Surabaya. Ikrar menegaskan bahwa BPOM akan mengirimkan tim kembali untuk melakukan pengecekan dan investigasi lebih lanjut terkait video yang baru saja viral. BPOM berkomitmen untuk mengamankan pangan dan menindaklanjuti isu ini yang telah beredar sejak 2019, dengan koordinasi bersama Balai Besar Surabaya untuk melakukan pengecekan ulang.
BPOM menekankan bahwa keamanan pangan adalah prioritas utama dan akan terus berupaya untuk memastikan bahwa produk-produk makanan yang beredar di masyarakat aman untuk dikonsumsi. Investigasi terhadap pabrik-pabrik tahu yang menggunakan sampah sebagai bahan bakar akan dilakukan secara menyeluruh dan transparan, dengan melibatkan berbagai pihak terkait.