Ray Dalio: Potensi Besar Indonesia Menuju Negara Maju, Namun Tantangan Birokrasi dan Korupsi Harus Diatasi

Ray Dalio: Potensi Besar Indonesia Menuju Negara Maju, Namun Tantangan Birokrasi dan Korupsi Harus Diatasi

Indonesia menyimpan potensi besar untuk menjadi negara maju, demikian disampaikan oleh investor kawakan asal Amerika Serikat, Ray Dalio, setelah berdiskusi langsung dengan Presiden Prabowo Subianto dan sejumlah pejabat pemerintahan serta pebisnis terkemuka di Istana Kepresidenan pada Jumat, 7 Maret 2025. Dalio, yang dikenal sebagai pendiri Bridgewater Associates, sebuah perusahaan investasi terbesar di dunia, mengungkapkan optimismenya tersebut berdasarkan sejumlah faktor kunci yang dimiliki Indonesia. Ia menekankan dua hal utama: tingkat utang Indonesia yang relatif rendah dan ketersediaan dana investasi yang signifikan.

Dalam paparannya yang disiarkan melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Dalio menjelaskan bahwa kombinasi rendahnya tingkat utang dengan kemampuan untuk memobilisasi dana investasi merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi yang pesat. Hal ini, menurutnya, akan menciptakan titik lepas landas bagi perekonomian Indonesia. Sebagai contoh nyata, Dalio menunjuk pada peran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), yang baru saja diluncurkan pemerintah. Lembaga ini ditugaskan untuk mengelola aset BUMN senilai US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.678 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.310), dan dana ini, menurut Dalio, menjadi modal yang sangat signifikan untuk mendorong percepatan pembangunan ekonomi Indonesia menuju negara maju.

Namun, Dalio juga tidak menutup mata terhadap sejumlah tantangan yang dihadapi Indonesia. Ia menjabarkan lima hambatan utama yang perlu segera diatasi, yaitu:

  • Hambatan birokrasi: Perizinan dan regulasi yang rumit seringkali menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
  • Iklim berusaha yang kurang kondusif: Rendahnya daya saing dan kesulitan dalam menjalankan usaha.
  • Tingkat kewirausahaan yang masih rendah: Kurangnya inovasi dan kreativitas dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
  • Kelemahan dalam pembentukan permodalan: Keterbatasan akses terhadap pembiayaan untuk usaha kecil, menengah, dan besar.
  • Tingkat korupsi: Korupsi masih menjadi masalah serius yang menghambat efisiensi pemerintahan dan investasi.

Dalio mengakui bahwa tantangan-tantangan ini juga pernah dihadapi oleh negara-negara maju seperti Singapura dan Tiongkok. Namun, ia menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat dan reformasi yang komprehensif untuk mengatasi masalah tersebut. Ia secara khusus menyampaikan keyakinannya terhadap kemampuan Presiden Prabowo Subianto dalam memimpin perubahan tersebut. Dalio juga menawarkan kerja sama dengan pemerintah Indonesia, memanfaatkan jaringan luasnya di berbagai negara untuk membantu dalam modernisasi dan peningkatan efisiensi pemerintahan.

Kesimpulannya, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara maju, namun keberhasilannya sangat bergantung pada kemampuan pemerintah dalam mengatasi hambatan struktural, khususnya birokrasi dan korupsi, serta menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendorong inovasi.