Dinamika Aksi Ojek Online: Solidaritas dan Perjuangan di Tengah Kebutuhan Ekonomi
Aksi demonstrasi pengemudi ojek online (ojol) dan taksi online mewarnai jalanan ibu kota, menyuarakan aspirasi terkait kesejahteraan dan regulasi yang dianggap kurang berpihak. Di balik hiruk pikuk demonstrasi, terlihat potret pengemudi ojol yang tetap memilih beroperasi demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Perbedaan pilihan ini mencerminkan kompleksitas permasalahan yang dihadapi para pengemudi.
Bagi sebagian pengemudi, tuntutan ekonomi menjadi alasan utama untuk tetap menarik penumpang. Ipang (35), seorang pengemudi ojol yang ditemui di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, mengungkapkan bahwa ia harus bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, biaya sekolah anak, dan tagihan listrik. Ia menghormati pilihan rekan-rekannya yang berdemo dan berharap aspirasi mereka didengar oleh pihak terkait. Ipang juga menyampaikan keluhannya terkait penurunan pendapatan sejak pandemi COVID-19 dan penghapusan sistem insentif. Ia berharap aplikator memberikan bonus insentif berdasarkan kinerja pengemudi.
Alves, pengemudi ojol lainnya, memiliki pandangan serupa. Ia memahami bahwa setiap pengemudi memiliki kondisi ekonomi yang berbeda-beda. Baginya, jika ia tidak bekerja, keluarganya akan kesulitan. Meskipun demikian, ia mendukung penuh aksi demonstrasi yang dilakukan oleh rekan-rekannya. Alves bahkan mengaku pernah ikut berdemo sebelumnya. Ia berharap pemerintah dapat turun tangan untuk memperbaiki regulasi yang ada demi kesejahteraan para pengemudi. Alves menyoroti kenaikan Upah Minimum Regional (UMR) yang tidak sejalan dengan penurunan pendapatan pengemudi, mahalnya harga minyak, dan kecilnya tarif yang diterima. Ia berharap pemerintah dapat memperhatikan risiko yang dihadapi para pengemudi di jalan.
Mahmud Fly, penanggung jawab aksi di Jakarta, menegaskan bahwa tidak ada paksaan bagi pengemudi ojol untuk ikut berdemo atau mematikan aplikasi. Ia memahami bahwa setiap pengemudi memiliki kebutuhan dan keperluan mendesak yang berbeda-beda. Bagi pengemudi yang tidak dapat ikut berdemo, dukungan dapat diberikan dengan cara mematikan aplikasi selama 2 jam sebagai bentuk solidaritas. Mahmud Fly menekankan pentingnya saling menghargai dan memahami kondisi masing-masing pengemudi.
Raden Igun Wicaksono, Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, menyatakan bahwa aksi demonstrasi ini merupakan puncak kekecewaan para pengemudi online terhadap pelanggaran regulasi yang dilakukan sejak tahun 2022. Tuntutan utama para pengemudi ojol antara lain:
- Pemberian sanksi tegas kepada perusahaan aplikasi yang melanggar regulasi pemerintah.
- Penyelenggaraan Rapat Dengar Pendapat (RDP) gabungan antara Kementerian Perhubungan, asosiasi, dan aplikator.
- Pengurangan potongan aplikasi menjadi 10%.
- Revisi tarif penumpang dan penghapusan berbagai jenis tarif yang dianggap merugikan pengemudi.
- Penetapan tarif layanan makanan dan pengiriman barang yang melibatkan asosiasi, regulator, aplikator, dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
Aksi demonstrasi ini juga diikuti dengan pelumpuhan pemesanan penumpang, makanan, dan barang melalui aplikasi secara massal dengan cara mematikan aplikasi pada hari Selasa, 20 Mei 2025, mulai pukul 00.00 hingga 23.59 WIB.