Liga 1 Tergelincir dalam Peringkat Klub Asia, Upaya Peningkatan Kualitas Digenjot

Posisi Liga 1 dalam peta persaingan sepak bola klub Asia mengalami penurunan yang signifikan. Berdasarkan pemeringkatan terbaru yang dikeluarkan oleh AFC (Konfederasi Sepak Bola Asia) per 20 Mei 2025, kompetisi tertinggi di Indonesia ini menduduki peringkat ke-11 di Zona Timur, sebuah fakta yang mengindikasikan perlunya evaluasi dan perbaikan mendasar.

Kondisi ini menempatkan Liga 1 di bawah liga-liga negara tetangga seperti Kamboja dan Hong Kong, sebuah ironi mengingat potensi besar yang dimiliki sepak bola Indonesia. Implikasi dari peringkat ini cukup serius, terutama dalam hal alokasi slot di kompetisi antarklub level Asia. Saat ini, Liga 1 hanya mendapatkan satu tempat di ACL Two (kompetisi kasta kedua) dan satu tempat di AFC Challenge League (kasta ketiga), tanpa perwakilan di ACL Elite, level tertinggi kompetisi klub di Asia.

Menanggapi situasi ini, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1, berupaya keras untuk meningkatkan daya saing dan kualitas liga. Salah satu langkah strategis yang tengah dipertimbangkan adalah penambahan kuota pemain asing menjadi 11 orang per klub, dengan maksimal 8 pemain yang dapat diturunkan dalam setiap pertandingan. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas permainan dan daya tarik Liga 1, serta memberikan dampak positif bagi performa klub-klub Indonesia di level Asia.

Ferry Paulus, Direktur Utama PT LIB, mengungkapkan bahwa tujuan utama dari penambahan kuota pemain asing ini adalah untuk meningkatkan performa klub-klub Liga 1 di kompetisi Asia. Ia menampik anggapan bahwa kebijakan ini diambil karena harga pemain lokal yang dianggap terlalu tinggi. Menurutnya, AFC telah memberikan kebebasan kepada setiap klub untuk mendatangkan pemain asing, dan PT LIB ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan kualitas liga secara keseluruhan.

Pelatih Bali United, Stefano Cugurra Teco, memberikan masukan konstruktif terkait upaya peningkatan peringkat Liga 1 di kancah Asia. Menurutnya, salah satu kunci utama adalah penyesuaian jadwal liga domestik yang lebih akomodatif terhadap klub-klub yang berlaga di kompetisi Asia. Ia mencontohkan Malaysia dan Singapura yang memberikan dukungan penuh kepada klub-klub mereka dengan memberikan waktu persiapan yang lebih panjang.

  • Penyesuaian jadwal pertandingan
  • Dukungan penuh untuk klub yang berlaga di kompetisi Asia

Teco menambahkan bahwa Liga 1 memiliki potensi besar untuk bersaing dengan liga-liga lain di Asia Tenggara. Ia menilai bahwa dari segi kualitas pemain, stadion, dan dukungan suporter, Liga 1 lebih unggul dibandingkan dengan liga-liga di Singapura, Malaysia, dan Thailand. Untuk mencapai peringkat yang lebih baik, Teco menekankan pentingnya kerja sama antara liga, federasi, dan klub, serta fokus tidak hanya pada kompetisi domestik, tetapi juga pada upaya membawa nama Indonesia ke kancah internasional.