Malaysia Terapkan Sistem Kode QR untuk Percepatan Proses Imigrasi Internasional

Malaysia Terapkan Sistem Kode QR untuk Percepatan Proses Imigrasi Internasional

Pemerintah Malaysia berencana untuk merevolusi proses imigrasi di negaranya dengan menerapkan sistem kode QR bagi wisatawan internasional mulai 1 Januari 2026. Inovasi ini akan memungkinkan pelancong dari 63 negara, termasuk negara-negara di Asia Tenggara seperti Singapura dan Brunei, serta negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris, untuk memasuki Malaysia tanpa perlu lagi menunjukkan paspor secara fisik kepada petugas imigrasi. Penggunaan teknologi mutakhir ini menandai langkah signifikan dalam mempercepat dan memodernisasi sistem keimigrasian Malaysia.

Sistem kode QR, yang terintegrasi dengan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi biometrik seperti pengenalan wajah dan pemindaian iris, diklaim akan memangkas waktu proses imigrasi secara signifikan. Menteri Dalam Negeri Malaysia, Saifuddin Nasution Ismail, menyatakan bahwa sistem ini akan mengurangi waktu tunggu, dengan rata-rata waktu pemrosesan hanya lima detik, jauh lebih cepat dibandingkan dengan sistem autogate yang membutuhkan waktu 15 detik dan proses manual yang waktunya bervariasi tergantung antrean. Lebih lanjut, Saifuddin juga menjelaskan bahwa efisiensi ini akan memungkinkan pengurangan jumlah petugas imigrasi hingga 60%, sehingga sumber daya manusia dapat dialokasikan ke sektor lain yang membutuhkan.

Implementasi sistem kode QR ini telah diuji coba sebelumnya, dan saat ini hanya warga negara Malaysia yang dapat memanfaatkannya di Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) 1 dan 2, serta di pos pemeriksaan darat Johor. Di perbatasan darat Johor, penggunaan sistem ini saat ini terbatas pada penumpang bus dan pengendara sepeda motor. Namun, rencana pemerintah mencakup perluasan penggunaan sistem ini untuk semua jenis kendaraan di pos pemeriksaan darat Johor pada tahun 2025, serta perluasan ke bandara internasional lainnya di Penang, Sabah, Sarawak, dan Langkawi.

Aplikasi MyBorderPass menjadi kunci dalam sistem ini. Pelancong diharuskan mengunduh aplikasi ini dan mendaftar sebelum melakukan perjalanan. Data menunjukkan bahwa hingga paruh kedua tahun 2024, sebanyak 786.603 warga Malaysia telah mengunduh dan menggunakan aplikasi tersebut. Keberhasilan pengujian internal ini menjadi landasan optimisme pemerintah dalam penerapan sistem kode QR secara lebih luas bagi turis internasional.

Langkah ini bukan hanya sekadar mempercepat proses imigrasi, tetapi juga merupakan bagian dari strategi Malaysia untuk meningkatkan daya saing pariwisatanya di kancah internasional. Dengan proses imigrasi yang lebih efisien dan modern, diharapkan akan lebih banyak wisatawan yang tertarik untuk mengunjungi Malaysia. Integrasi teknologi AI dan biometrik juga menunjukkan komitmen pemerintah terhadap keamanan dan akurasi dalam proses imigrasi.

  • Implementasi Sistem Kode QR di Malaysia
  • Integrasi Teknologi AI dan Biometrik
  • Peningkatan Efisiensi Proses Imigrasi
  • Pengurangan Waktu Tunggu
  • Perluasan Penggunaan di Berbagai Titik Masuk
  • Aplikasi MyBorderPass
  • Dampak terhadap Pariwisata Malaysia