Perusakan Nisan Salib di DIY: Polisi Menepis Motif SARA, Fokus pada Masalah Pribadi Pelaku
Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menegaskan bahwa kasus perusakan nisan salib yang dilakukan oleh seorang remaja berinisial A (16) tidak terkait dengan sentimen suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Penegasan ini disampaikan di tengah maraknya spekulasi publik mengenai motif di balik tindakan vandalisme tersebut.
-
Investigasi Mendalam
Saat ini, tim penyidik masih terus menggali informasi untuk mengungkap motif sebenarnya dari pelaku. Berdasarkan pemeriksaan awal, pelaku mengakui telah melakukan perusakan di tiga lokasi pemakaman yang berbeda, yaitu dua di wilayah Bantul dan satu di Kota Yogyakarta. Namun, motif yang mendasari perbuatan tersebut masih dalam pendalaman.
-
Fokus pada Masalah Pribadi
Kombes Ihsan, Kabid Humas Polda DIY, menyampaikan bahwa dari keterangan sementara yang diperoleh, indikasi kuat mengarah pada masalah pribadi atau permasalahan keluarga yang dihadapi oleh pelaku. Hal ini diperkuat dengan fakta bahwa pelaku sendiri beragama Kristen, sehingga menepis anggapan adanya motif SARA.
-
Pesan Kepolisian
Mengingat sensitivitas isu ini, Kombes Ihsan mengimbau masyarakat untuk tidak berspekulasi lebih jauh dan mempercayakan penanganan kasus sepenuhnya kepada Polda DIY dan jajaran. Ia menekankan pentingnya menjaga ketenangan dan menghindari penyebaran informasi yang tidak akurat, yang dapat memperkeruh suasana.
-
Langkah Hukum Selanjutnya
Pihak kepolisian akan terus melakukan pendalaman terhadap kasus ini dengan mengumpulkan bukti-bukti dan keterangan saksi. Hasil investigasi akan menjadi dasar untuk menentukan langkah hukum selanjutnya yang akan diambil terhadap pelaku. Kasus ini menjadi perhatian serius pihak kepolisian, mengingat potensi dampak yang dapat ditimbulkan dari tindakan intoleransi dan vandalisme.