Antrean Panjang BBM Non-Subsidi Hantui Balikpapan, Pertamina Intensifkan Distribusi 24 Jam
Kepanikan melanda Kota Balikpapan dalam beberapa hari terakhir akibat sulitnya mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax dan Pertamax Turbo. Keluhan demi keluhan dari masyarakat terus bermunculan terkait antrean panjang yang mengular di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Kondisi ini memicu keresahan dan mengganggu aktivitas sehari-hari warga kota yang dikenal sebagai salah satu pusat industri perminyakan di Indonesia.
Kelangkaan BBM non-subsidi ini memaksa para pengendara untuk menghabiskan waktu berjam-jam di SPBU. Ironisnya, beberapa warga bahkan terpaksa tidur di mobil demi mendapatkan jatah pengisian bahan bakar. Situasi ini memicu kemarahan dan kekecewaan di kalangan masyarakat. Ambran, seorang warga Balikpapan, mengungkapkan kekesalannya. Ia merasa heran mengapa kota yang kaya akan sumber daya minyak justru mengalami kesulitan dalam mendapatkan BBM.
Menyikapi kondisi darurat ini, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan mengambil langkah cepat dengan mengaktifkan 13 SPBU yang beroperasi selama 24 jam penuh di Balikpapan. Tujuannya adalah untuk mempercepat proses distribusi dan memulihkan ketersediaan BBM di seluruh wilayah. Executive General Manager Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Alexander Susilo, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi untuk mengurangi antrean panjang dan memastikan pasokan BBM yang merata.
Berikut daftar SPBU yang beroperasi 24 jam:
- SPBU 6176101 Karang Anyar
- SPBU 6176102 Sepinggan
- SPBU 6176103 MT Haryono
- SPBU 6476105 Kebun Sayur
- SPBU 6476109 Depan Majesty
- SPBU 6476107 Stalkuda
- SPBU 6476110 Kilometer 14
- SPBU 6476112 Kilometer 4
- SPBU Modular Lapangan Merdeka
- SPBU Modular Jl. Letkol Pol H M Asnawi Arbain (BJBJ)
- SPBU 6476127 Karang Jati
- SPBU 6476118 Batakan
- SPBU 6376101 Grand City
Alexander juga menegaskan bahwa stok BBM di Balikpapan dalam kondisi yang aman. Untuk mencegah praktik penimbunan dan pembelian berlebihan, Pertamina terus melakukan pengawasan ketat terhadap distribusi dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah serta aparat kepolisian. Pertamina juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami masyarakat dan berjanji untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan.
Pemerintah Kota Balikpapan juga turut berperan aktif dalam mengatasi krisis BBM ini. Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, meminta Pertamina untuk mempercepat penanganan distribusi agar antrean di SPBU dapat segera teratasi. Ia juga mengimbau masyarakat untuk membeli BBM secara bijak dan tidak melakukan pembelian berlebihan. Wakil Wali Kota Balikpapan, Bagus Sesetyo, menambahkan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kelangkaan BBM non-subsidi ini. Koordinasi antar instansi terus dilakukan untuk memastikan penanganan yang cepat dan akurat.
Area Manager Communication, Relations, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun, menjelaskan bahwa pasokan tambahan BBM dari terminal Samarinda telah disalurkan ke sejumlah SPBU di Balikpapan. Ia juga menyebutkan bahwa peningkatan konsumsi BBM dalam beberapa hari terakhir menjadi salah satu faktor penyebab kelangkaan. Pertamina terus berupaya memperkuat distribusi, termasuk dengan melakukan suplai dari terminal terdekat. Pihaknya menjamin bahwa stok BBM mencukupi dan distribusi akan terus dijaga kelancarannya.