Menjelajahi Keindahan dan Keunikan Desa Adat Ratenggaro di Sumba Barat Daya

markdown Desa Adat Ratenggaro, yang terletak di Kecamatan Kodi Bangedo, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur, menyimpan pesona budaya dan sejarah yang kaya. Terlepas dari isu-isu yang sempat mencuat, desa ini tetap menjadi destinasi menarik bagi para pelancong yang ingin merasakan pengalaman otentik dan mendalam tentang tradisi Sumba.

Lokasi dan Aksesibilitas

Desa Ratenggaro terletak di ujung selatan Pulau Sumba, berbatasan langsung dengan Desa Adat Wainyapu. Meskipun lokasinya relatif jauh dari pusat pemerintahan di Kota Tambolaka, akses menuju desa ini cukup mudah. Dari Bandara Lede Kalumbang di Tambolaka, yang melayani penerbangan dari berbagai kota termasuk Jakarta, pengunjung dapat menyewa mobil atau menggunakan jasa ojek untuk mencapai Ratenggaro.

Penginapan dan Akomodasi

Perlu diperhatikan bahwa tidak tersedia hotel atau penginapan modern di dalam Desa Adat Ratenggaro. Namun, wisatawan dapat menemukan akomodasi di Kota Tambolaka dan sekitarnya. Alternatif lain adalah menginap di homestay yang dikelola oleh warga lokal di Kodi Bangedo. Meskipun fasilitasnya mungkin terbatas, seperti ketersediaan listrik, WiFi, dan air panas, pengalaman menginap di homestay akan memberikan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat setempat dan merasakan kehidupan desa yang sebenarnya.

Daya Tarik dan Keunikan

Desa Adat Ratenggaro memiliki sejumlah daya tarik yang membuatnya unik dan istimewa:

  • Menhir: Salah satu ciri khas Ratenggaro adalah keberadaan ratusan menhir yang tersebar di seluruh wilayah desa. Menhir-menhir ini merupakan kuburan bagi para pejuang yang gugur dalam perang adat di masa lalu. Bentuknya bervariasi, umumnya berupa meja datar yang ditopang oleh pilar batu, dengan beberapa menhir berbentuk tugu yang berfungsi sebagai penanda wilayah adat.
  • Kepercayaan Marapu: Masyarakat Desa Adat Ratenggaro masih memegang teguh kepercayaan tradisional mereka, yaitu Marapu, yang merupakan pemujaan terhadap leluhur. Kepercayaan ini tercermin dalam arsitektur rumah adat, di mana atapnya menjulang tinggi sebagai simbol penghormatan kepada para leluhur.
  • Ritual Pembangunan Rumah Adat: Sebelum mendirikan rumah adat, masyarakat Ratenggaro selalu melaksanakan ritual khusus untuk memohon restu dari para leluhur. Ritual ini juga dilakukan selama proses pembangunan rumah sebagai bentuk permohonan perlindungan dan kelancaran.

Tips Berkunjung

Sebelum mengunjungi Desa Adat Ratenggaro, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Hormati Adat dan Tradisi: Selalu bersikap sopan dan menghormati adat istiadat setempat.
  • Bawa Uang Tunai: Sebaiknya membawa uang tunai secukupnya karena fasilitas perbankan dan ATM terbatas di desa.
  • Berhati-hati: Tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi tindak kriminalitas.

Dengan persiapan yang matang dan sikap yang menghormati, kunjungan ke Desa Adat Ratenggaro akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan, membawa Anda lebih dekat dengan budaya dan tradisi Sumba yang kaya dan mempesona.