Indonesia Gencar Menarik Investasi EBT untuk Capai Target Nol Emisi Karbon

Pemerintah Indonesia tengah berupaya keras untuk menarik investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT) sebagai langkah strategis mencapai target nol emisi karbon pada tahun 2060. Direktur Bioenergi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Edi Wibowo, mengungkapkan bahwa potensi EBT di Indonesia sangat besar, mencapai lebih dari 3.680 Gigawatt, namun pemanfaatannya saat ini masih sangat minim, baru sekitar 0,3%.

Dalam acara Indonesian Petroleum Association (IPA) Convention dan Exhibition (Convex) 2025, Edi Wibowo menekankan bahwa Indonesia memiliki sumber EBT yang melimpah, termasuk tenaga surya, air, panas bumi, angin, dan gelombang laut. Hal ini membuka peluang investasi yang sangat besar bagi para investor untuk mengembangkan sektor EBT di Indonesia.

Pemerintah berkomitmen untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dengan tetap mempertimbangkan prinsip ekonomi dan keberlanjutan. Investasi di sektor EBT dianggap krusial untuk mendukung transisi energi dan mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Strategi pemerintah mencakup optimalisasi sumber energi terbarukan, pelaksanaan program efisiensi energi, dan transisi ke bahan bakar rendah karbon, termasuk bioenergi yang berasal dari limbah non-pangan dan implementasi bahan bakar berbasis limbah.

IPA Convex 2025, yang berlangsung selama tiga hari di ICE BSD, Tangerang, menjadi platform penting bagi para pemangku kepentingan di industri energi untuk berdiskusi dan menjajaki peluang investasi di sektor EBT. Acara ini mengusung tema Delivering Growth with Energy Resilience in Lower Carbon Environment, yang mencerminkan komitmen industri energi untuk berkontribusi pada upaya global dalam mengurangi emisi karbon.

Indonesia terus berupaya untuk mewujudkan target nol emisi karbon pada tahun 2060. Pemanfaatan energi terbarukan menjadi salah satu pilar utama dalam strategi ini. Pemerintah membuka lebar pintu bagi investor untuk berpartisipasi dalam pengembangan energi bersih di Indonesia.