Optimisme Bank Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global: Ketahanan Ekonomi Nasional Teruji
Bank Indonesia (BI) menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki kemampuan untuk melewati masa-masa sulit yang kini dihadapi, didasarkan pada pengalaman dan ketahanan yang telah teruji di masa lalu.
Indonesia pernah menghadapi tantangan yang lebih berat, terutama saat krisis moneter 1997-1998 yang mengguncang perekonomian nasional. Selain itu, pandemi COVID-19 juga memberikan pukulan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, berkat berbagai upaya dan kebijakan yang tepat, Indonesia mampu mengatasi kedua krisis tersebut.
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menyampaikan pandangannya dalam acara Outlook Ekonomi DPR di Jakarta. Ia menekankan bahwa fundamental ekonomi Indonesia saat ini relatif stabil dibandingkan dengan negara-negara lain. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I mampu mendekati 5%, yaitu 4,87%, yang menunjukkan resiliensi di tengah perlambatan ekonomi global. Sebagai perbandingan, Malaysia mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi dari 5,1% pada 2024 menjadi 4,4% pada kuartal I 2025.
Destry menjelaskan bahwa ketahanan ekonomi Indonesia didukung oleh basis ekonomi domestik yang kuat. Pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas, termasuk stabilitas harga pangan, pengendalian inflasi, dan menjaga nilai tukar Rupiah. BI juga berperan aktif dalam meningkatkan ekspansi moneter untuk memastikan likuiditas yang cukup di sektor perbankan.
Lebih lanjut, Destry menyoroti pentingnya kepercayaan (confidence) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Kepercayaan untuk berinvestasi, berusaha, dan berkonsumsi menjadi kunci utama. Apalagi, Indonesia memiliki demografi yang menguntungkan dengan populasi usia muda yang produktif dan memiliki potensi konsumsi yang besar.
Dengan fondasi ekonomi yang solid dan dukungan kebijakan yang tepat, BI optimistis Indonesia dapat menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang masih berlanjut. Optimisme ini didasarkan pada pengalaman mengatasi krisis sebelumnya dan keyakinan akan potensi ekonomi domestik yang besar. Kepercayaan diri dari pelaku ekonomi dan masyarakat akan menjadi faktor penentu dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.