Wall Street Diprediksi Melemah di Awal Pekan, Imbas Ketidakpastian Kebijakan dan Deflasi di China
Wall Street Diprediksi Melemah di Awal Pekan, Imbas Ketidakpastian Kebijakan dan Deflasi di China
Pasar saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street, yang ditutup menguat pada Jumat (7 Maret 2025), diproyeksikan mengalami pelemahan pada awal pekan ini. Kenaikan pada penutupan perdagangan Jumat lalu, yang menampilkan indeks S&P 500 naik 0,55 persen ke angka 5.770,20, Nasdaq Composite naik 0,7 persen ke 18.196,22, dan Dow Jones Industrial Average naik 0,52 persen ke 42.801,72, hanya bersifat sementara. Meskipun ketiga indeks utama mengakhiri perdagangan di zona hijau, S&P 500 mencatat minggu terburuknya dalam beberapa bulan terakhir akibat keresahan investor terkait kebijakan perdagangan. Ketidakpastian ini menjadi faktor utama prediksi pelemahan pasar di awal pekan.
Ketidakpastian yang melanda Wall Street berakar pada beberapa faktor kunci. Salah satunya adalah ketidakpastian seputar kebijakan Presiden AS Donald Trump dan dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi di AS. Situasi ini menciptakan sentimen negatif di kalangan investor, membuat mereka cenderung bersikap lebih hati-hati dalam berinvestasi. Faktor eksternal lainnya yang memperparah situasi ini adalah laporan terbaru dari Biro Statistik Nasional China yang menunjukkan inflasi konsumen negara tersebut turun di bawah nol untuk pertama kalinya dalam 13 bulan. Penurunan ini, yang disebabkan oleh distorsi musiman dan tekanan deflasi, menunjukkan perlambatan ekonomi yang signifikan di China, salah satu mitra dagang terbesar AS. Penurunan indeks harga konsumen sebesar 0,7 persen pada Februari dibandingkan tahun sebelumnya, dibandingkan dengan kenaikan 0,5 persen pada bulan sebelumnya, mengindikasikan adanya potensi dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi global, termasuk AS.
Lebih lanjut, eskalasi ketegangan perdagangan antara China dan Kanada menambah kekhawatiran di pasar. China mengumumkan tarif pembalasan terhadap beberapa barang pertanian Kanada, menetapkan tarif 100 persen untuk minyak lobak, minyak bungkil, dan kacang polong, serta tarif 25 persen untuk produk perairan dan daging babi. Langkah ini merupakan respons atas bea masuk yang dikenakan Kanada terhadap kendaraan listrik buatan China, produk baja, dan aluminium pada tahun lalu. Perkembangan ini menambah kompleksitas lanskap perdagangan global dan meningkatkan ketidakpastian bagi investor, potensial memperburuk sentimen negatif yang sudah ada di Wall Street.
Secara keseluruhan, proyeksi pelemahan Wall Street di awal pekan merupakan hasil dari beberapa faktor yang saling terkait. Ketidakpastian kebijakan di AS, deflasi di China, dan eskalasi ketegangan perdagangan antara China dan Kanada semuanya berkontribusi terhadap sentimen negatif pasar. Investor akan terus memantau perkembangan situasi ini dengan seksama untuk menentukan langkah selanjutnya.
Ringkasan Poin Penting:
- Wall Street diperkirakan akan melemah di awal pekan.
- Ketidakpastian kebijakan Presiden AS dan dampaknya pada pertumbuhan dan inflasi AS.
- Deflasi di China untuk pertama kalinya dalam 13 bulan.
- Tarif pembalasan China terhadap barang-barang pertanian Kanada.
- Ketidakpastian pasar terkait kebijakan perdagangan dan pertumbuhan ekonomi global.