Petani Indonesia di Jepang Jadi Penyuplai Sayuran Program Makan Siang Sekolah

Kisah sukses seorang petani Indonesia bernama Lina Rokayah di Jepang menginspirasi banyak orang. Lebih dari dua dekade menekuni dunia pertanian di Negeri Sakura, Lina kini turut andil dalam menyediakan sayuran segar untuk program makan siang sekolah atau Kyushoku.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, kemitraan antara Matsubara Farm, perusahaan pertanian milik Lina dan suaminya, dengan Pemerintah Prefektur Toyama telah terjalin sejak tahun 2020. Pemerintah daerah setempat mengajak Matsubara Farm untuk berpartisipasi dalam memasok sayuran dari ladang mereka, sebagai upaya mendukung program makan siang sekolah di wilayah Toyama. Kerjasama ini resmi dimulai pada tahun 2021, setelah kondisi pandemi Covid-19 mulai mereda.

Lazimnya, perusahaan pertanian di Jepang bermitra dengan Gakkou Kyushoku Senta, sebuah pusat katering khusus yang menangani kebutuhan makan siang sekolah. Namun, Matsubara Farm memiliki jalur distribusi yang lebih luas, termasuk memasok sayuran ke warung dan toko-toko sayur di sekitar wilayah tempat mereka beroperasi. Pemerintah daerah kemudian mengambil pasokan sayuran dari warung dan toko lokal ini untuk digunakan dalam program makan siang sekolah.

"Permintaan sayuran tidak langsung datang dari sekolah, tetapi melalui pemerintah daerah (Pemda) setempat. Pemda di sinilah yang mengelola seluruh urusan terkait katering makan siang," jelas Lina.

Program Kyushoku sendiri diperuntukkan bagi siswa di tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Lina mengungkapkan bahwa ia mampu mengirimkan puluhan kilogram sayuran setiap harinya, mulai dari daun bawang hingga lobak.

"Untuk daun bawang, kami bisa mengirim sekitar 25 kilogram. Kalau lobak, misalnya, sekitar 40 kilogram per hari. Tapi jumlah ini fluktuatif, karena menu makan siang disesuaikan setiap hari," imbuhnya.

Lina juga menjelaskan bahwa program makan siang di sekolah-sekolah Jepang tidak hanya sekadar menyediakan makanan, tetapi juga mengintegrasikan pendidikan tentang makanan yang dikenal sebagai Shokuiku. Melalui Shokuiku, para siswa diajarkan untuk memahami asal-usul makanan yang mereka konsumsi, serta proses yang dilalui makanan tersebut hingga sampai di meja makan mereka di kelas. Selain itu, mereka juga diajarkan tentang pentingnya menghargai peran petani dan pedagang yang berkontribusi dalam penyediaan bahan pangan.

Berikut adalah beberapa sayuran yang biasa dipasok oleh Lina:

  • Daun Bawang
  • Lobak

Kontribusi Lina Rokayah sebagai petani Indonesia di Jepang tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi siswa, namun juga memberikan edukasi tentang pentingnya pertanian dan rantai pasok makanan.

Program makan siang sekolah di Jepang bukan hanya soal makanan bergizi. Ada nilai-nilai pendidikan yang ditanamkan, seperti:

  • Asal-usul makanan
  • Proses pengolahan
  • Apresiasi kepada petani
  • Pengurangan limbah makanan