Efisiensi BBM Chery Tiggo 8 CSH Diklaim Tembus 76 Km/Liter, Begini Perhitungannya
Chery Tiggo 8 CSH, SUV plug-in hybrid (PHEV), menjadi perbincangan hangat karena harganya yang kompetitif, yaitu Rp 499 juta untuk 1.000 konsumen pertama. Selain harga, Chery juga menyoroti efisiensi bahan bakar sebagai keunggulan utama mobil tujuh penumpang ini.
Chery mengklaim Tiggo 8 CSH dapat mencapai konsumsi bahan bakar 76 km per liter berkat kombinasi mesin bensin dan motor listrik. Angka ini sangat mengesankan, bahkan melebihi konsumsi bahan bakar beberapa sepeda motor matik yang dikenal irit di Indonesia.
Budi Darmawan, Sales Director Chery Sales Indonesia (CSI), menjelaskan bagaimana angka efisiensi bahan bakar tersebut diperoleh. Menurutnya, perhitungan dilakukan oleh Departemen Perhubungan di China dengan metode yang cukup kompleks.
"Perhitungannya begini, misalnya dalam sehari kita menempuh 100 km untuk perjalanan dari rumah ke kantor, rapat, dan kembali lagi. Jika mobil menggunakan tenaga listrik sejauh 90 km, maka sisa 10 km akan menggunakan bensin," kata Budi.
"Jika 10 km tersebut hanya membutuhkan setengah liter bensin, berarti konsumsi bahan bakarnya 1:20 km. Artinya, untuk 100 km, mobil hanya mengonsumsi setengah liter bahan bakar. Dari situ, perbandingannya menjadi 1:200, tetapi siklus ini tidak dihitung sekali saja, melainkan berkali-kali dan dirata-ratakan," jelas Budi.
Chery Tiggo 8 CSH dibekali mesin ACTECO H4J15 1.500 cc turbo yang dirancang khusus untuk platform Chery Super Hybrid generasi kelima. Mesin bensin ini menghasilkan tenaga 143 PS dan torsi 215 Nm. Mesin konvensional ini dikombinasikan dengan motor listrik bertenaga 204 PS dan torsi 310 Nm.
SUV ini menggunakan baterai Lithium Iron Phosphate (Li-Po) bersertifikasi IP68 Waterproof yang tahan terhadap suhu ekstrem dari -35°C hingga 60°C dan mampu menempuh jarak hingga 90 km dalam mode full EV.
Klaim konsumsi bahan bakar 76 km per liter berasal dari uji New European Driving Cycle (NEDC) yang dilakukan oleh Ministry of Industry and Information Technology (MIIT) of China.
"Sebenarnya ada perhitungan lain mengenai penggunaan listrik yang dikonversi menjadi bahan bakar. Cukup rumit, tetapi kami akan menyiapkan video penjelasannya," ujar Budi.