Banjir Landa Blora, Aktivitas Belajar di SDN 1 Pelem Terganggu

Banjir Landa Blora, Aktivitas Belajar di SDN 1 Pelem Terganggu

Bencana banjir yang melanda Kabupaten Blora, Jawa Tengah, pada Senin (19/5/2025) telah menyebabkan dampak signifikan terhadap berbagai sektor, termasuk dunia pendidikan. Salah satu sekolah yang terkena dampak adalah SDN 1 Pelem di Kecamatan Blora, di mana air menggenangi ruang kelas dan fasilitas lainnya.

Menurut keterangan guru SDN 1 Pelem, Dewi Irawati, banjir mulai melanda sekolah sekitar pukul 20.00 WIB. Ketinggian air mencapai betis orang dewasa dan menggenangi dua ruang kelas serta satu gudang. Akibatnya, aktivitas belajar mengajar sempat terganggu.

Lumpur di Lapangan Hambat Aktivitas

Setelah banjir surut, pihak sekolah segera melakukan pembersihan untuk memulihkan kondisi kelas. Namun, masalah baru muncul ketika lumpur mengendap di lapangan sekolah yang berpaving. Kondisi ini menyebabkan beberapa siswa terpeleset dan seorang guru hampir terjatuh saat melintas menggunakan sepeda motor.

Menanggapi situasi tersebut, pihak sekolah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora untuk meminta bantuan pembersihan lapangan. Tim dari BPBD segera turun tangan untuk membersihkan lumpur yang masih licin dan membahayakan warga sekolah.

Untungnya, ruang kelas yang digunakan untuk ujian siswa kelas enam tidak ikut tergenang banjir. Pihak sekolah telah melakukan antisipasi sebelumnya dengan memasang penutup herbel di sekeliling ruangan untuk mencegah air masuk.

Respons Cepat dari BPBD

Anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Blora, Agung Triyono, menjelaskan bahwa pihaknya saat ini fokus pada pembersihan fasilitas umum, termasuk sekolah dan tempat ibadah, yang terdampak banjir. Ia menambahkan bahwa banjir kali ini berdampak besar bagi masyarakat Blora.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Blora, Mulyowati, sebelumnya menyampaikan bahwa banjir yang terjadi sejak Senin sore hingga Selasa disebabkan oleh curah hujan tinggi dan meluapnya sungai. Bencana ini berdampak pada sekitar 1.500 warga di 10 kecamatan.

Meski demikian, Agung Triyono mengatakan bahwa sebagian besar wilayah yang terdampak banjir sudah mulai surut. Masyarakat juga berinisiatif membersihkan lingkungan masing-masing secara mandiri.

Banjir di Blora ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Kerjasama antara pemerintah daerah, BPBD, pihak sekolah, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk meminimalkan dampak buruk yang mungkin terjadi. Pemulihan fasilitas pendidikan seperti SDN 1 Pelem menjadi prioritas agar kegiatan belajar mengajar dapat segera kembali normal.

Daftar Dampak Banjir di SDN 1 Pelem:

  • Dua ruang kelas tergenang air
  • Satu gudang tergenang air
  • Lumpur mengendap di lapangan
  • Aktivitas belajar mengajar terganggu