Asisten Rumah Tangga Berpeluang Miliki Rumah Subsidi: Pemerintah Siapkan Skema Khusus
Pemerintah terus berupaya memperluas akses kepemilikan rumah bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk pekerja sektor informal. Kabar baik datang bagi para Asisten Rumah Tangga (ART) di Indonesia. Pemerintah sedang merancang skema khusus agar ART dapat memiliki rumah subsidi melalui program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Hal ini menjadi angin segar mengingat selama ini profesi ART kerap terkendala persyaratan formal seperti slip gaji.
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) menyadari pentingnya pendekatan khusus untuk mengakomodasi pekerja non-formal seperti ART. Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho, menjelaskan bahwa pihaknya tengah menjalin koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk perbankan, untuk mencari solusi inovatif. Tujuannya adalah memastikan ART dapat berpartisipasi dalam program FLPP meskipun tidak memiliki slip gaji.
Kerja Sama dengan BPJS Ketenagakerjaan
Salah satu langkah strategis yang diambil adalah menggandeng BPJS Ketenagakerjaan (BPJS TK). Data kepesertaan BPJS TK menjadi acuan penting untuk memprioritaskan ART dalam program KPR FLPP. Keikutsertaan ART dalam BPJS Ketenagakerjaan dianggap sebagai indikator positif kemampuan finansial mereka.
"Kita sudah kerjasama dengan BBJS Ketenagakerjaan. Karena ART-ART yang BPJS TK itu yang menjadi dasar utama kami untuk nanti kita prioritaskan penawaran KPR FLPP," ungkap Heru.
Kemampuan ART membayar iuran BPJS Ketenagakerjaan secara rutin memberikan keyakinan kepada pihak perbankan terkait kelayakan kredit. Bank juga akan melakukan penilaian lebih lanjut terkait kemampuan membayar cicilan dan aspek kelayakan lainnya.
Fleksibilitas Penilaian Kredit
Berbeda dengan persyaratan umum, ART tidak diwajibkan untuk menabung selama tiga bulan berturut-turut sebagai syarat pengajuan KPR. BP Tapera meyakini bahwa perbankan memiliki metode penilaian yang komprehensif untuk mengukur kemampuan finansial calon debitur. Aspek-aspek seperti karakter, kapasitas, dan jaminan (5C) akan menjadi pertimbangan utama.
"Ya pasti kan melihat clearnessnya dulu ya. Dari sisi bank kan ada kriteria ya, karakter, kapasitas, kolateral. Yang itu bisa dilihat. Kalau 5C-nya itu masuk menurut analisa perbankan. Nggak perlu harus nabung 3 bulan pasti juga akan disetujui," jelas Heru.
Heru mencontohkan keberhasilan program FLPP dalam menjangkau pengemudi ojek online dan pengemudi becak, yang juga merupakan pekerja informal. Hal ini membuktikan bahwa perbankan memiliki fleksibilitas untuk mengakomodasi skema pembiayaan yang sesuai dengan kemampuan pekerja informal.
Target dan Harapan
Pemerintah menargetkan 1.000 unit rumah subsidi dapat diserap oleh segmen ART. Diharapkan, penandatanganan dan serah terima kunci pertama dapat dilakukan pada bulan Juli mendatang. Inisiatif ini diharapkan dapat membantu lebih banyak ART memiliki rumah yang layak dan terjangkau. BP Tapera menyadari bahwa banyak ART memiliki kemampuan finansial untuk membeli rumah, namun belum tersentuh informasi mengenai program rumah subsidi.
"Ya mungkin ya mudah-mudahan di Juli sudah bisa kita upayakan untuk segmen ART ini bisa launching," pungkas Heru.
Dengan adanya skema khusus ini, diharapkan semakin banyak ART yang dapat merasakan manfaat program rumah subsidi dan mewujudkan impian memiliki hunian sendiri.